Malang: Supriyono semula merasa heran dengan volume beras bulog kemasan 50 kg. Pasalnya, pedagang beras di Pasar Bunulrejo, Kota Malang, itu sudah berkali-kali menimbang beras bulog dalam kemasan 5 kg untuk melayani konsumen. Tetapi, hasilnya selalu mendapatkan 9 kantong plastik dengan sisa sekitar 2 kg sehingga ada selisih 3 kg tiap karung.
"Saya dapat kiriman beras bulog kemasan 50 kg sebanyak 13 sak. Sekarang tinggal 3 sak," tegas Supriyono, Kamis, 29 Februari 2024.
Supriyono kerap menimbang beras bulog kemasan 50 kg dalam kantong plastik 5 kg menggunakan timbangan meja. Para pedagang umumnya menyebut sebagai timbangan kodok. Hasilnya tetap sama, yakni mendapatkan 9
kantong beras. Lalu, ia beranggapan beras bulog telah menyusut. Apalagi hal itu terjadi sejak Desember 2023 sampai sekarang.
Sampai kini, Supriyono masih merasa keheranan usai menimbang beras. Sebab di waktu yang sama, beras bulog kemasan 50 kg selalu tersisa 2 kg dari semestinya genap 10 kantong beras dengan isi per kantong 5 kg.
"Saya menebus beras bulog 50 kg seharga Rp512.250 per sak. Beras medium ini dijual eceran Rp12.000 per kg karena tiap karung hanya isi 47 kg sampai 48 kg beras," katanya.
Pagi itu, tiga wartawan ingin membuktikan kebenaran pernyataan Supriyono. Akhirnya, beras bulog kemasan 50 kg ditimbang ulang. Selain menimbang beras di timbangan meja milik Supriyono, beras juga ditimbang di timbangan duduk manual di lapak milik Ibu Roma.
Hasilnya, pas 50 kg di timbangan duduk. Namun, Supriyono masih ragu. Sebab, ada perbedaan antara timbangan duduk dengan timbangan meja. Ia menimbang lagi beras 50 kg dalam kemasan 5 kg. Lagi-lagi, ia mendapatkan
9 kantong dan sisa sekitar 2 kg.
Masih tidak percaya, beras bulog 5 kg ia timbang lagi di timbangan duduk manual milik pedagang lainnya. Sekitar 3 kali proses menimbang, ternyata beras 5 kg kantong plastik yang ia timbang menggunakan timbangan meja
jumlahnya lebih banyak sekitar 5,3 kg sehingga wajar hanya mendapatkan 9 kantong beras.
Kendati demikian, Supriyono tidak ingin disalahkan mengingat timbangan meja miliknya sudah ditera pada November 2023. Adapun soal beras bulog yang ia jual ke konsumen melebihi 5 kg per kemasan, hal itu lebih baik
ketimbang kurang dari 5 kg.
Sampai di sini, Supriyono masih ingin memastikan kebenaran soal beras bulog kemasan 50 kg.
"Saya akan membuat pembanding dengan menimbang beras pada timbangan digital. Nanti hasilnya dilihat," tegasnya.
Supriyono menyatakan beras bulog kemasan 50 kg di belakang kemasannya tertulis beras dari Thailand biasanya hanya berkurang 1 kg per karung kapasitas 50 kg. Sekarang, beras bulog yang belakang kemasannya tertulis
Pakistan ada selisih 3 kg dari semestinya persis 50 kg. MI/Bagus Suryo Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News