Jawa Timur: Kebakaran lahan di Gunung Bromo belum benar-benar padam. Kebakaran imbas pre-wedding menggunakan flare itu berujung penutupan destinasi wisata dan berpotensi melumpuhkan ekonomi. Akibat penutupan ini penurunan pendapatan pelaku wisata anjlok antara 40 hingga 75 persen.
Larangan kunjungan wisatawan mulai dikeluhkan sejumlah pelaku jasa wisata. Mulai dari penyedia jasa jip, jasa ojek kuda, pedagang hingga warga penyedia penginapan serta hotel.
Sejumlah pedagang makanan yang biasa mangkal di pintu masuk Gunung Bromo via cemoro lawang mengaku, sejak penutupan gunung bromo diberlakukan mereka mengalami penurunan pendapatan hingga 75 persen, mereka terpaksa harus berkeliling ke sejumlah destinasi lain disekitar Bromo untuk mencari pembeli.
Tidak hanya penjual makanan, pembatalan kunjungan wisatawan juga dialami sejumlah pengelola hunian, penginapan, maupun hotel yang ada di sekitar Bromo.
Ketua Perhimpunan Hotel Dan Restauran Probolinggo Digdoyo Jamaludin mengatakan, Sekitar 40 persen tamu mancanegara sudah membatalkan kunjungan ke Bromo imbas ditutupnya akses ke lautan pasir.
Pesona keindahan kawasan Gunung Bromo sudah terkenal bahkan hingga kemanca Negara, ini karena Gunung Bromo memiliki banyak destinasi yang sangat indah, seperti puncak seuni point, desa wisata, bukit mentigen dan pananjakan, sejumlah desatinasi ini saat ini masih bisa dikunjungi wisatawan karena tempatnya berada di luar area lautan pasir. MetroTV/Rudi Ulhaq Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News