Mantan Presiden Burundi Pierre Buyoya meninggal karena covid-19. Buyoya meninggal di Paris pada usia 71 tahun, beberapa kerabat dekat mengatakan, Jumat, 18 Desember 2020.
Mantan Presiden Burundi Pierre Buyoya meninggal karena covid-19. Buyoya meninggal di Paris pada usia 71 tahun, beberapa kerabat dekat mengatakan, Jumat, 18 Desember 2020.
"Presiden Pierre Buyoya meninggal tadi malam di Paris. Dia mengidap covid-19," kata seorang anggota keluarga yang tidak mau disebutkan namanya kepada AFP.
Pria yang lahir pada 24 November 1949 di Rutovu, Burundi tersebut meninggalkan seorang istri Sophie Buyoya.
Pria yang lahir pada 24 November 1949 di Rutovu, Burundi tersebut meninggalkan seorang istri Sophie Buyoya.

Mantan Presiden Burundi Meninggal karena Covid-19

18 Desember 2020 15:10
Gitega: Mantan Presiden Burundi Pierre Buyoya meninggal karena covid-19. Buyoya meninggal di Paris pada usia 71 tahun, beberapa kerabat dekat mengatakan, Jumat, 18 Desember 2020.

"Presiden Pierre Buyoya meninggal tadi malam di Paris. Dia mengidap covid-19," kata seorang anggota keluarga yang tidak mau disebutkan namanya kepada AFP. 

Beberapa kerabat lainnya membenarkan kematian Buyoya, yang bertugas sebagai utusan khusus Uni Afrika untuk Mali dan Sahel dari 2012 hingga November tahun ini.

Pria yang lahir pada 24 November 1949 di Rutovu, Burundi tersebut meninggalkan seorang istri Sophie Buyoya.

Anggota keluarganya menyatakan, Buyoya telah dirawat di rumah sakit sejak Rabu, 9 Desember pekan lalu di Bamako, di mana dia diberi alat bantu pernapasan.

"Dia dievakuasi ke Paris kemarin sore. Pesawatnya singgah dan tiba di Prancis pada malam hari. Dia meninggal saat ambulans membawanya ke rumah sakit di Paris untuk perawatan," kata sumber itu.

Buyoya, seorang etnis Tutsi, pertama kali berkuasa di Burundi, salah satu negara terkecil di Afrika, dalam kudeta tahun 1987.

Dia mengundurkan diri pada tahun 1993 dalam pemilihan demokratis pertama di negara itu di mana Melchior Ndadaye, seorang etnis Hutu, terpilih sebagai presiden. Tapi tentara etnis garis keras Tutsi membunuh Ndadaye hanya empat bulan setelah dia berkuasa.

Pembunuhan tersebut menjerumuskan Burundi ke dalam perang saudara selama bertahun-tahun antara mayoritas Hutu dan minoritas Tutsi.

Buyoya kemudian menjadi presiden lagi setelah kudeta, dan memerintah dari 1996 hingga 2003.

Pada tahun 2000, ia menandatangani Arusha Accords, sebuah perjanjian yang bertujuan untuk mengakhiri perang saudara yang menewaskan sekitar 300.000 orang antara 1993 dan 2006. Ia mengundurkan diri pada 2003 sejalan dengan perjanjian tersebut. AFP PHOTO/Seyllou/Rajest Jantilal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

Internasional Virus Korona burundi covid-19