Stockholm: Perdana Menteri terpilih Swedia, Magdalena Andersson, pada Rabu, 24 November 2021, mengajukan pengunduran diri, hanya beberapa jam setelah pengangkatannya.
Dilansir dari AFP, Kamis, 25 November 2021, kondisi ini terjadi setelah gagalnya usulan anggaran, dan Partai Hijau Junior mundur dari koalisi pemerintahan.
“Ada praktik konstitusional bahwa pemerintah koalisi harus mengundurkan diri ketika satu partai mundur,” kata Andersson, politisi Sosial Demokrat, mengatakan kepada wartawan.
"Saya tidak ingin memimpin pemerintahan yang legitimasinya akan dipertanyakan," lanjutnya dikutip dari AFP.
Terlepas dari jabatan PM yang singkat, Anderson adalah perempuan pertama yang terpilih sebagai Perdana Menteri. Seharusnya, Andersson secara resmi mengambil alih kekuasaan pada Jumat, 26 November 2021.
Ekonom berusia 54 tahun yang telah menjabat sebagai menteri keuangan selama tujuh tahun. Dia berharap untuk terpilih kembali ke posisi itu.
Partai Tengah yang kecil, menarik dukungannya karena kebijakan anggaran Andersson, karena konsesi yang dibuat ke Kiri, meninggalkan anggarannya dengan suara yang tidak mencukupi untuk disahkan di parlemen.
Anggota parlemen malah mengadopsi anggaran alternatif yang diajukan oleh oposisi moderat konservatif, Demokrat Kristen, dan Demokrat Swedia sayap kanan.
Pemimpin Partai Hijau Per Bolund mengatakan, partainya tidak bisa mentolerir "anggaran bersejarah oposisi, yang dirancang untuk pertama kalinya dengan sayap kanan", dan mundur dari pemerintah.
Juga dikatakan bahwa pemotongan pajak yang direncanakan oposisi atas bensin akan menyebabkan emisi yang lebih tinggi.
Ketua parlemen Andreas Norlen berujar, dia telah menerima pengunduran diri Magdalena Andersson dan akan menghubungi para pemimpin partai sebelum memutuskan bagaimana melanjutkannya pada Kamis, 25 November 2021. AFP Photo/TT News Agency/Pontus Lundahl/Erik Simander Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News