Jakarta: Hamas telah menunjuk Yahya Sinwar sebagai kepala baru biro politiknya, menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas akibat serangan Israel di Teheran.
Penunjukan Sinwar diumumkan dalam pernyataan singkat Hamas pada Selasa, 6 Agustus yang disiarkan di saluran media pemerintah Iran yang pro-Hamas.
Sinwar, pemimpin militer Hamas yang dipandang sebagai dalang serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel, diyakini bersembunyi di serangkaian terowongan di bawah Gaza. Dia adalah pengambil keputusan utama kelompok tersebut di Gaza dan memegang kendali atas sekitar 120 sandera Israel yang masih dalam tahanan Hamas.
Sinwar menggantikan Ismail Haniyeh, mantan pemimpin politik Hamas yang tewas dalam serangan bom pekan lalu yang menurut para pejabat Hamas dan Iran dilakukan oleh Israel.
Sinwar adalah anggota pendiri Hamas dan dipandang sebagai tokoh kelompok yang paling kuat. Sebagai mantan kepala badan intelijen kelompok tersebut, Sinwar menghabiskan 23 tahun di penjara Israel dan menjalani empat hukuman seumur hidup karena percobaan pembunuhan dan sabotase.
Sinwar dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran di mana Israel menukarkan 1.000 tahanan pada tahun 2011 dengan imbalan Gilad Shalit, seorang tentara Israel yang ditangkap lima tahun sebelumnya oleh Hamas. Sinwar dengan cepat kembali ke militansi dan menyatakan telah menyimpulkan bahwa menangkap tentara Israel adalah kunci untuk membebaskan tahanan dari Israel.
Langkah ini akan semakin mengkonsolidasi kelompok di bawah Sinwar, yang pengangkatannya sebagai pemimpin sayap politik Hamas akan meningkatkan keraguan lebih lanjut tentang potensi tercapainya kesepakatan gencatan senjata dalam konflik tersebut. Sinwar diyakini melancarkan serangan tanggal 7 Oktober dari Gaza tanpa memberi tahu para pemimpin politik, yang bermarkas di bawah Haniyeh di Qatar.
“Dalam memilih Sinwar untuk memimpin Hamas, organisasi tersebut mengesampingkan perbedaan antara pemimpin eksternal dan internal dan ilusi moderasi apa pun yang ada untuk mengungkapkan wajah aslinya,” tulis Aaron David Miller, peneliti senior di Carnegie Endowment.
Israel mengklaim pihaknya membunuh komandan militer Hamas, Mohammed Deif, dalam serangan pada Juli lalu, di antara sejumlah pembunuhan terhadap anggota penting kepemimpinan Hamas. Pemimpin politik penting lainnya, Saleh al-Arouri, terbunuh pada Januari lalu.
“Hanya ada satu tempat untuk Yahya Sinwar, dan itu adalah di samping Mohammed Deif dan teroris 7 Oktober lainnya. Itulah satu-satunya tempat yang kami persiapkan dan rencanakan untuknya,” sebut juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari kepada televisi Al-Arabiya milik Saudi memberikan reaksi terhadap penunjukan Sinwar.
Berbicara kepada televisi Al Jazeera setelah pengumuman tersebut, juru bicara Hamas Osama Hamdan mengatakan Sinwar akan melanjutkan negosiasi gencatan senjata.
“Masalah dalam negosiasi bukanlah perubahan di Hamas,” katanya, menyalahkan Israel dan sekutunya AS atas kegagalan mencapai kesepakatan. theguardian/MI/Ferdian Ananda Majni
Foto: AFP PHOTO/Mohammed Abed/Mahmud Hams Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News