Jakarta: Dupa tercium di udara saat iring-iringan pelayat berjalan ke sebuah pemakaman di Irak utara, Kamis, 9 Desember 2021, untuk memakamkan 41 etnis Yazidi yang dibunuh oleh para jihadis dan ditemukan di kuburan massal.
Setelah merebut sebagian besar Irak pada 2014, kelompok jihadis ISIS melakukan pembantaian yang mengerikan, termasuk di wilayah utara Sinjar di mana minoritas Yazidi yang berbahasa Kurdi telah lama berakar.
Setelah pihak berwenang Irak menyatakan kemenangan atas para jihadis pada 2017, sejumlah kuburan massal ditemukan di seluruh negeri, termasuk di Kota Sinjar, Kojo.
Kuburan massal pertama dari beberapa kuburan massal digali di Kojo pada pertengahan Maret 2019, diikuti dengan proses yang panjang dan melelahkan untuk mengidentifikasi jenazah.
Pada November, pengadilan Jerman, dalam sejarah pertama, memenjarakan seorang anggota ISIS Irak seumur hidup karena kejahatan perang terhadap Yazidi, menyatakan dia bersalah atas genosida.
Pada Kamis, sebanyak 41 jenazah etnis Yazidi dimakamkan. Potret para korban -- baik pria maupun wanita -- ditempatkan di depan setiap peti mati sebelum diturunkan ke tanah. Bunga dan bendera Irak diletakkan di atas peti mati.
Himne keagamaan Yazidi dilantunkan selama upacara tersebut, saat para wanita meratap dan memukuli dada mereka dalam duka.
Suleiman Hussein, 53, berdiri di antara para pelayat untuk memberi hormat kepada ayahnya, sepupu dan beberapa pamannya.
Yazidi mengikuti agama kuno yang berakar pada Zoroastrianisme, dan ISIS menganggap mereka murtad dan penyembah setan.
Menurut otoritas agama, lebih dari 1.280 Yazidi dibunuh oleh IS, meninggalkan beberapa ratus anak yatim piatu. Hampir 70 kuil mereka hancur.
Menurut PBB, kuburan massal di Irak tempat para jihadis diyakini telah membuang korban mereka, berisi hingga 12.000 jenazah. Sekitar 5.000 mayat lainnya diperkirakan berada di kuburan massal di negara tetangga Suriah. AFP PHOTO/Zaid Al-Obeidi Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News