Jakarta: Pesawat pengebom siluman jarak jauh B-2 AS melancarkan serangan udara pada Kamis, 17 Oktober 2024 dini hari, yang menargetkan bunker bawah tanah milik pemberontak Houthi Yaman untuk menyimpan senjata. Belum jelas kerusakan apa yang terjadi akibat serangan tersebut.
Namun, tidak ada laporan sebelumnya tentang penggunaan B-2 Spirit dalam serangan yang menargetkan Houthi, yang telah menyerang kapal selama berbulan-bulan di koridor Laut Merah terkait perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.
Saluran berita satelit Houthi, al-Masirah, melaporkan serangan udara di sekitar ibu kota Yaman, Sanaa, yang telah dikuasai kelompok itu sejak 2014. Mereka juga melaporkan serangan di sekitar benteng Houthi di Saada. Mereka tidak memberikan informasi langsung tentang kerusakan atau korban jiwa yang ditimbulkan.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa pesawat pengebom B-2 menargetkan lima lokasi penyimpanan senjata bawah tanah yang diperkeras di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.
Serangan itu juga tampaknya menjadi peringatan tidak langsung bagi Iran, dermawan utama Houthi, yang telah menargetkan Israel dengan serangan rudal balistik dua kali selama setahun terakhir.
B-2 akan digunakan dalam serangan Amerika terhadap fasilitas nuklir Iran yang diperkuat seperti Natanz atau Fordo mengingat pesawat itu adalah satu-satunya pesawat yang bertugas yang dapat menjatuhkan GBU-57, yang dikenal sebagai 'Massive Ordnance Penetrator'.
"Ini adalah demonstrasi unik dari kemampuan Amerika Serikat untuk menargetkan fasilitas yang berusaha dijauhkan dari jangkauan musuh kita, tidak peduli seberapa dalam terkubur di bawah tanah, diperkuat, atau dibentengi," kata Austin.
Austin dan Komando Pusat militer AS tidak memberikan penilaian langsung atas kerusakan yang terjadi. Namun, Komando Pusat mengatakan bahwa penilaian awal menunjukkan tidak ada warga sipil yang terbunuh. AFP PHOTO/US Department of Defense/Frederic J. Brown Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News