Saat memasuki Government House, Wellington, Jokowi diperkenalkan dengan Piri Sciascia sebagai kaum tua dan Hiria Hape selaku kuia. Kaum tua (sesepuh pria) dan kuia (sesepuh perempuan) ialah sebutan bagi tetua suku Maori yang merupakan penduduk asli Selandia Baru.

Perkenalan dilakukan dengan hongi, sebuah tradisi unik suku Maori dengan cara bersentuhan hidung selama 2 detik. Jokowi melakukan hongi dengan kaum tua, sementara Ibu Negara Iriana Jokowi dengan kuia.

Setelahnya, prosesi penyambutan pohwiri digelar. Tidak semua orang bisa disambut dengan upacara sakral itu. Sekelompok suku Maori menggelar tarian perang Haka yang sangat energik dengan suara lantang.

Selepas acara penyambutan, Presiden menggelar pertemuan dengan Gubernur Jenderal Patsy Reddy. Di hadapan tokoh perempuan itu, Jokowi mengatakan isu persamaan gender bisa menjadi perekat hubungan Indonesia dan Selandia Baru.

Di tempat yang sama atau tepatnya Norie State Dining Room, Dame Patsy melanjutkan pertemuan dengan menggelar jamuan makan siang kenegaraan. Pada kesempatan itu, PM Selandia Baru Jacinda Ardern turut hadir. Tak ingin menyia-nyiakan peluang, Jokowi pun berpromosi. "Jangan lupa, jika minum kopi, minumlah kopi Indonesia," ujar Jokowi disambut tawa hadirin.

Jokowi menemui dan berbincang santai dengan pelajar dan mahasiswa Indonesia yang tengah menimba ilmu di Negeri Kiwi tersebut. Selain itu turut pula masyarakat Indonesia yang berada di Selandia Baru.

Presiden juga menerima beberapa usulan dari para pelajar dan warga Indonesia. Salah satunya adalah mereka meminta agar 'employment opportunity' atau kesempatan kerja bagi lulusan luar negeri diperluas. Presiden mendengarkan dan mencatat usulan-usulan tersebut. Selain itu, Presiden menjelaskan bahwa saat ini pemerintah tengah membangun infrastruktur di Papua. "Membangun jalan, jembatan, airport, pelabuhan supaya daerah yang terisolasi terbuka," ucap Presiden.