Dhaka: Pihak berwenang Bangladesh pada Jumat, 29 Januari 2021 memindahkan lebih dari 1.750 Muslim Rohingya ke sebuah pulau kontroversial di Teluk Benggala, meskipun sudah ada keluhan dari para pengungsi di sana.
Sebuah kapal Angkatan Laut yang penuh dengan migran di dek atasnya berangkat dari kota pelabuhan Chittagong pada Jumat.
Para pejabat mengatakan lebih dari 3.000 imigran Rohingya akan dibawa dengan perahu ke Pulau Bhashan Char pada hari Jumat dan Sabtu, 30 Januari 2021 dari kamp-kamp padat di perbatasan Bangladesh dengan Myanmar.
Dengan kedatangan gelombang baru, akan ada sekitar 7 ribu Rohingya di pulau seluas 13 ribu acre (53 kilometer persegi) itu. Pemerintah mengatakan sekitar 100 ribu orang dapat ditempatkan di Bhashan Char dari kamp. Sementara pihak berwenang ingin memindahkan banyak penduduk baru sebelum musim siklon dimulai pada bulan April.
Bangladesh telah berjuang untuk mengatasi lebih dari 700 ribu Muslim Rohingya yang melarikan diri melintasi perbatasan pada 2017, setelah militer Myanmar melancarkan operasi militer terhadap minoritas Muslim. Sekitar 300 ribu pengungsi Rohingya sudah terlebih dahulu ada di kamp.
Bhashan Char - jalur berlumpur yang tidak ada dua dekade lalu - terletak di wilayah di mana sekitar 700 ribu orang tewas akibat badai dalam 50 tahun terakhir. Warga baru pun mengeluhkan minimnya pekerjaan.
Kelompok-kelompok HAM mengatakan banyak orang Rohingya telah dipindahkan di luar keinginan mereka dan juga menyuarakan keprihatinan atas keamanan pulau yang secara berkala selalu banjir selama musim topan.
Seorang koresponden AFP berbicara kepada empat pengungsi di pulau itu yang menyatakan frustrasi atas peluang kerja.
"Ini adalah kehidupan yang lebih baik bagi kami di Bhashan Char dibandingkan dengan kamp Kutupalong. Tetapi beberapa orang masih tidak bahagia," kata seorang Rohingya berusia 38 tahun, yang tidak menyebutkan namanya karena khawatir akan keamanannya.
"Masalah di pulau ini adalah kami tidak bisa bekerja dengan bebas dan menghasilkan uang." Badan bantuan mempekerjakan lebih banyak orang di kamp pengungsi dan ada perdagangan lokal.
Para pejabat mengatakan bahwa pihak berwenang telah meluncurkan program pelatihan perdagangan dan keterampilan untuk Rohingya.
Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa relokasi sifatnya harus sukarela dan pihaknya tidak terlibat dalam operasi tersebut. Juru bicara Louise Donovan mengatakan PBB ingin menilai keamanan dan keberlanjutan pada Bhashan Char, tetapi belum mendapatkan persetujuan. AFP PHOTO/Munir Uz Zaman Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News