Presiden pertama Republik Islam Iran Abolhassan Banisadr meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Paris pada Sabtu, 9 Oktober 2021. Abolhassan Banisadr meninggal di usia 88 tahun.
Presiden pertama Republik Islam Iran Abolhassan Banisadr meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Paris pada Sabtu, 9 Oktober 2021. Abolhassan Banisadr meninggal di usia 88 tahun.
"Setelah lama sakit, Abolhassan Banisadr meninggal pada hari Sabtu di rumah sakit (Pitie-)Salpetriere di tenggara Paris," kantor berita resmi Iran, IRNA melaporkan, mengutip sumber yang dekat dengan mantan presiden.
Banisadr terpilih sebagai presiden pada Januari 1980 setelah revolusi Islam tahun sebelumnya. Namun dia diberhentikan oleh parlemen Iran pada 1981 setelah menentang mendiang pemimpin tertinggi Ayatollah Ruhollah Khomeini. Sejak itu, dia tinggal di pengasingan di Prancis.
Banisadr terpilih sebagai presiden pada Januari 1980 setelah revolusi Islam tahun sebelumnya. Namun dia diberhentikan oleh parlemen Iran pada 1981 setelah menentang mendiang pemimpin tertinggi Ayatollah Ruhollah Khomeini. Sejak itu, dia tinggal di pengasingan di Prancis.

Presiden Pertama Iran Abolhassan Banisadr Meninggal Dunia

09 Oktober 2021 17:29
Jakarta: Presiden pertama Republik Islam Iran Abolhassan Banisadr meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Paris pada Sabtu, 9 Oktober 2021. Abolhassan Banisadr meninggal di usia 88 tahun.

"Setelah lama sakit, Abolhassan Banisadr meninggal pada hari Sabtu di rumah sakit (Pitie-)Salpetriere di tenggara Paris," kantor berita resmi Iran, IRNA melaporkan, mengutip sumber yang dekat dengan mantan presiden.

Banisadr terpilih sebagai presiden pada Januari 1980 setelah revolusi Islam tahun sebelumnya.

Namun dia diberhentikan oleh parlemen Iran pada 1981 setelah menentang mendiang pemimpin tertinggi Ayatollah Ruhollah Khomeini. Sejak itu, dia tinggal di pengasingan di Prancis.

Lahir pada 22 Maret 1933 di sebuah desa dekat Hamadan di Iran barat, Banisadr adalah seorang pendukung Islam liberal. 

Seorang Muslim yang taat, ia adalah seorang aktivis dari usia 17 di jajaran Front Nasional Iran, gerakan pemimpin nasionalis Mohammad Mossadegh.

Setelah mempelajari teologi, ekonomi dan sosiologi, Banisadr menjadi penentang utama rezim Syah.

Dicari polisi, dia dipaksa meninggalkan Iran pada 1963 dan menetap di Paris. Pada 1970, ia menganjurkan penyatuan oposisi Iran di sekitar Khomeini, yang diasingkan di Irak.

Pada Oktober 1978, Khomeini pergi ke Prancis, dan Banisadr menjadi salah satu teman dekat dan penasihatnya.

 Pada 1 Februari 1979, Banisadr berada di pesawat yang membawa Khomeini kembali ke Iran. Dia menjabat sebagai menteri ekonomi dan urusan luar negeri Iran. 

Pria yang kadang-kadang disebut sebagai putra spiritual Khomeini terpilih sebagai presiden Republik Islam Iran pada 26 Januari 1980.
 
Pada tanggal 21 Juni 1981, Banisadr diberhentikan oleh parlemen karena ketidakmampuan politik dengan persetujuan Khomeini.

Banisadr kemudian meninggalkan Iran pada 29 Juli 1981 bersembunyi di atas pesawat militer yang dibajak oleh salah satu pendukungnya. 

Segera setelah dia tiba di Prancis, dia meminta dan memperoleh suaka politik.

 Pada Agustus 1981, dia mendirikan Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI) dengan pemimpin pengasingan lainnya, Massoud Rajavi, pemimpin Mujahidin Rakyat, yang melarikan diri dengan pesawat yang dibajak, tetapi dia meninggalkan organisasi itu kurang dari tiga tahun kemudian. AFP PHOTO/Dominique Faget/Jerome Delay

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

Internasional Obituari Iran