UNRWA, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, melaporkan adanya lebih dari 50.000 anak-anak di Jalur Gaza yang memerlukan perawatan medis sesegera mungkin akibat mengalami malnutrisi akut.
UNRWA, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, melaporkan adanya lebih dari 50.000 anak-anak di Jalur Gaza yang memerlukan perawatan medis sesegera mungkin akibat mengalami malnutrisi akut.
Sabtu kemarin, UNRWA mencatat bahwa dengan pembatasan akses kemanusiaan yang terus berlanjut, masyarakat Gaza terus menghadapi tingkat kelaparan parah.
Sabtu kemarin, UNRWA mencatat bahwa dengan pembatasan akses kemanusiaan yang terus berlanjut, masyarakat Gaza terus menghadapi tingkat kelaparan parah.
"Tim UNRWA bekerja tanpa lelah untuk menjangkau keluarga-keluarga dengan bantuan, tetapi situasinya sangat buruk," ujar badan PBB tersebut, mengutip dari laman Al Jazeera, Minggu, 16 Juni 2024.
Sementara itu, juru bicara UNICEF James Elder menggambarkan betapa sulitnya mengirimkan serta mendistribusikan bantuan kemanusiaan ke seluruh Gaza.
Sementara itu, juru bicara UNICEF James Elder menggambarkan betapa sulitnya mengirimkan serta mendistribusikan bantuan kemanusiaan ke seluruh Gaza. "Lebih banyak pekerja bantuan yang tewas dalam perang ini daripada perang mana pun sejak PBB berdiri," katanya kepada Al Jazeera.

UNRWA: 50.000 Anak Gaza Butuh Penanganan Malnutrisi Akut

16 Juni 2024 13:59
Jakarta: UNRWA, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, melaporkan adanya lebih dari 50.000 anak-anak di Jalur Gaza yang memerlukan perawatan medis sesegera mungkin akibat mengalami malnutrisi akut.
 
Sabtu kemarin, UNRWA mencatat bahwa dengan pembatasan akses kemanusiaan yang terus berlanjut, masyarakat Gaza terus menghadapi tingkat kelaparan parah.
 
"Tim UNRWA bekerja tanpa lelah untuk menjangkau keluarga-keluarga dengan bantuan, tetapi situasinya sangat buruk," ujar badan PBB tersebut, mengutip dari laman Al Jazeera, Minggu, 16 Juni 2024.

Sementara itu, juru bicara UNICEF James Elder menggambarkan betapa sulitnya mengirimkan serta mendistribusikan bantuan kemanusiaan ke seluruh Gaza. "Lebih banyak pekerja bantuan yang tewas dalam perang ini daripada perang mana pun sejak PBB berdiri," katanya kepada Al Jazeera.
 
Rabu lalu, UNICEF memiliki misi untuk mengendarai truk penuh pasokan nutrisi dan medis untuk 10.000 anak di Gaza, kata Elder. Tugas mereka adalah mengirimkan bantuan, yang telah disetujui sebelumnya oleh otoritas Israel, dari Deir el-Balah ke Kota Gaza, dalam rute sejauh 40 kilometer.
 
"Butuh waktu 13 jam, dan kami menghabiskan delapan jam di sekitar pos pemeriksaan, berdebat tentang dokumen-'apakah itu truk atau van'," katanya.
 
"Kenyataannya adalah, truk kami ditolak aksesnya. Sebanyak 10.000 anak tidak mendapatkan bantuan itu. Israel sebagai kekuatan pendudukan memiliki tanggung jawab hukum untuk memfasilitasi bantuan tersebut," tegas Elder.
 
Salah satu jalur penyeberangan darat utama di Rafah telah ditutup sejak pasukan Israel merebut wilayah tersebut awal bulan lalu. Langkah tersebut telah meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya kelaparan di Gaza selatan dan tengah.
 
Wakil Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia PBB (WFP) Carl Skau telah menghabiskan waktu dua hari untuk menilai seberapa parah penderitaan warga Palestina, dengan mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi mereka tidak seperti yang pernah saya lihat sebelumnya.
 
"Situasi di Gaza selatan memburuk dengan cepat. Satu juta orang di Gaza selatan terjebak tanpa air bersih atau sanitasi di daerah yang sangat padat di sepanjang pantai di tengah teriknya musim panas. Kami berkendara melewati sungai-sungai limbah," sebut Skau. AFP PHOTO/Omar Al-Qattaa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(CDE)

Internasional UNRWA Jalur Gaza Palestina Israel unicef WFP