Jakarta: Batu-batu nisan di pemakaman Protestan di Gunung Sion, di wilayah pendudukan Yerusalem Timur dirusak dan sejumlah tanda salib dicopot. Orang Kristen meyakini bahwa Perjamuan Kudus Terakhir Yesus terjadi di lokasi itu.
Otoritas Gereja mengatakan kerusakan ditemukan pada hari Selasa, 3 Januari, sementara rekaman kamera keamanan pada 1 Januari menunjukkan perusakan dilakukan dua pria atau anak laki-laki yang mengenakan pakaian Yahudi.
"Ini bukan hanya tindakan pengecut, tapi juga menjijikkan, dan tidak diterima oleh manusia mana pun," kata Uskup Agung Anglikan Hisam Naoum. "Serangan ini jelas menunjukkan kebencian terhadap orang Kristen di Kota Yerusalem, yang sepenuhnya kami tolak."
Naoum mendesak otoritas Israel agar membawa pelaku perusakan ke pengadilan.
"Kami berharap agar masalah ini tak terulang lagi, sebab Yerusalem adalah kota dari situs-situs suci," katanya.
Polisi Israel mengaku telah melakukan penyelidikan untuk kasus tersebut.
Sementara Ketua Mahkamah Agung Palestina Mahmoud al-Habash mengatakan serangan itu mencerminkan mentalitas rasis Israel.
"Serangan ini menunjukkan mentalitas rasis dan barbar Israel, yang tidak membedakan antara yang hidup dan yang mati," kata al-Habash.
Kelompok Palestina penguasa Jalur Gaza, Hamas, meminta pertanggungjawaban Israel atas ulah serangan ekstremis Israel terhadap pemakaman Kristen.
"Serangan dan penodaan pemakaman Islam dan Kristen di Yerusalem ini mengungkapkan identitas sesungguhnya pemukim Israel yang agresif terhadap warga (Palestina) serta tanah dan situs suci mereka," tulis pernyataan tersebut. AFP PHOTO/Ahmad Gharabli Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News