Jakarta: Sebanyak 60 orang tewas dalam aksi protes menuntut pengunduran diri Presiden Peru Dina Boluarte yang berlangsung selama enam minggu.
Dalam sebuah pidato televisi pada Kamis, 19 Januari 2023 malam, Boluarte menuduh para pengunjuk rasa melakukan vandalisme setelah ratusan warga turun ke jalan-jalan di ibukota negara.
Presiden Boluarte mengatakan bahwa pengunjuk rasa tidak memiliki agenda sosial tetapi berusaha melanggar peraturan, menimbulkan kekacauan dan merebut kekuasaan.
Menurut laporan, banyak orang yang terluka di kedua pihak saat petugas keamanan menggunakan gas air mata untuk merespons pengunjuk rasa yang melempar batu ke arah mereka.
Polisi menggerebek Universitas Nasional San Marcos di Lima dengan sebuah tank dan menahan 200 mahasiswa.
Selain itu juga terjadi bentrok antara polisi dan mahasiswa di taman universitas, dan mahasiswa diseret keluar dengan bus polisi setelah lebih dari satu jam.
Ledakan protes selama sebulan di Peru dipicu oleh penggeseran mantan presiden Pedro Castillo dari jabatannya dan sejumlah penahanan yang dilakukan dengan tuduhan pemberontakan saat Castillo berusaha membubarkan Kongres dan memerintah dengan keputusan untuk mencegah pemakzulan dirinya atas dugaan korupsi.
Kantor Kejaksaan Peru akan membuka penyelidikan terhadap Boluarte atas kejadian warga sipil yang tewas sejak protes dimulai pada 7 Desember 2022. AFP PHOTO/Carlos Mandujano Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News