Para pelayat menyampaikan belasungkawa kepada pejabat senior Hamas Khaled Mashaal (kiri) dan Ziad al-Nakhala (Ziyad Nakhaleh), (tengah) Sekretaris Jenderal gerakan Jihad Islam Palestina selama pemakaman pemimpin politik Hamas yang terbunuh, Ismail Haniyeh di ibu kota Qatar, Doha, Jumat, 2 Agustus 2024.
Para pelayat menyampaikan belasungkawa kepada pejabat senior Hamas Khaled Mashaal (kiri) dan Ziad al-Nakhala (Ziyad Nakhaleh), (tengah) Sekretaris Jenderal gerakan Jihad Islam Palestina selama pemakaman pemimpin politik Hamas yang terbunuh, Ismail Haniyeh di ibu kota Qatar, Doha, Jumat, 2 Agustus 2024.
Khaled Meshaal, Jumat, 2 Agustus 2024, menegaskan kembali bahwa gerakan tersebut tidak akan mengakui Israel, dan menegaskan bahwa pembunuhan kepala biro politik kelompok Hamas, Ismail Haniyeh, hanya memperkuat rakyat mereka.
Khaled Meshaal, Jumat, 2 Agustus 2024, menegaskan kembali bahwa gerakan tersebut tidak akan mengakui Israel, dan menegaskan bahwa pembunuhan kepala biro politik kelompok Hamas, Ismail Haniyeh, hanya memperkuat rakyat mereka.
"Kami tidak akan mengompromikan prinsip-prinsip kami dan tidak akan mengakui Israel. Rakyat kami akan menjaga persatuan nasional kami, melanjutkan jalan jihad, perlawanan, dan merebut kembali hak-hak kami," kata Meshaal.
"Musuh-musuh kami (Israel) tidak belajar dari pengalaman; mereka telah membunuh pada pemimpin kami selama seratus tahun, jadi apa yang terjadi?" tanyanya secara retoris. "Setiap kali seorang pemimpin bangkit, lainnya muncul; ini hanya membuat rakyat kami lebih kuat."

Pemimpin Hamas Khaled Meshaal: Kami Tetap tak Akui Israel

03 Agustus 2024 17:20
Gaza: Pemimpin Hamas Khaled Meshaal, Jumat, 2 Agustus 2024, menegaskan kembali bahwa gerakan tersebut tidak akan mengakui Israel, dan menegaskan bahwa pembunuhan kepala biro politik kelompok Hamas, Ismail Haniyeh, hanya memperkuat rakyat mereka.

Khaled menyampaikan pernyataan itu saat upacara pemakaman untuk pengawalnya Wasim Abu Shaban di Masjid Imam Muhammad bin Abdul Wahhab di Doha, Qatar.

"Kami tidak akan mengompromikan prinsip-prinsip kami dan tidak akan mengakui Israel. Rakyat kami akan menjaga persatuan nasional kami, melanjutkan jalan jihad, perlawanan, dan merebut kembali hak-hak kami," kata Meshaal.

"Musuh-musuh kami (Israel) tidak belajar dari pengalaman; mereka telah membunuh pada pemimpin kami selama seratus tahun, jadi apa yang terjadi?" tanyanya secara retoris. "Setiap kali seorang pemimpin bangkit, lainnya muncul; ini hanya membuat rakyat kami lebih kuat."

Haniyeh dibunuh pada Rabu, 31 Juli di ibu kota Iran, Teheran. Hamas dan Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut, namun Tel Aviv tidak mengkonfirmasi maupun membantah tanggung jawabnya.

Pembunuhan Haniyeh terjadi beberapa jam setelah komandan Hizbullah Fuad Shukr dibunuh dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut.

Kekhawatiran atas kemungkinan perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah berkembang di tengah baku tembak di lintas batas antara kedua belah pihak.

Eskalasi itu terjadi menyusul serangan mematikan dan terus berlanjut Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 39.500 korban sejak Oktober 2023. AFP PHOTO/Mahmud Hams

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

Internasional Ismail Haniyeh hamas Palestina Israel