Enam Meninggal dalam Protes Anti-Junta di Chad

N'Djamena: Sedikitnya enam orang meninggal dunia selama protes terlarang terhadap junta militer Chad yang baru, Selasa, 27 April 2021 waktu setempat. 

Polisi dikerahkan di N'Djamena untuk membubarkan demonstrasi yang diserukan oleh kelompok oposisi dan masyarakat sipil.

 Mereka menggunakan gas air mata untuk membubarkan sekelompok kecil demonstran, yang beberapa di antaranya membakar ban.

Pemimpin junta berjanji akan melakukan dialog nasional saat para jenderal mengambil alih tanggung jawab menyusul kematian Presiden Idriss Deby Itno di medan perang melawan pemberontak.

Putra Deby yang berusia 37 tahun, Mahamat, yang mengepalai Dewan Militer Transisi (TMC), menjanjikan dialog nasional inklusif setelah protes kekerasan di ibu kota N'Djamena dan selatan Chad, sebuah negara yang dipandang penting dalam perang melawan jihadis di wilayah Sahel.

Pemerintah mengatakan setidaknya enam orang tewas dalam protes itu, tetapi sebuah LSM lokal melaporkan sembilan korban jiwa - tujuh di ibu kota dan dua di selatan.

Seorang perempuan tewas ketika pengunjuk rasa anti-junta menyerang sebuah bus di distrik Dembe N'Djamena, kata jaksa penuntut Youssouf Tom.

Secara terpisah, seorang pria tewas dalam protes di selatan kota Mondou, sekitar 400 kilometer (250 mil) selatan ibu kota. "Kami belum mengetahui penyebab pasti kematiannya, dia adalah seorang pemuda berusia 21 tahun," kata jaksa Mondou Ali Kolla Brahim.

Tetapi seorang pejabat tinggi media pemerintah, Ahmat Malloum, mengatakan  bahwa polisi telah menembakkan peluru tajam ke seorang mahasiswa yang melempari mobil polisi dengan batu.  "Mahasiswa itu meninggal seketika," kata Malloum. AFP PHOTO/Issouf Sanogo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News