Seorang warga berdiri di samping rumah dan kendaraan yang rusak setelah tanah longsor akibat hujan lebat yang dibawa oleh Badai Tropis Nalgae menerjang Kota Parang, Provinsi Maguindanao, Filipina selatan.
Seorang warga berdiri di samping rumah dan kendaraan yang rusak setelah tanah longsor akibat hujan lebat yang dibawa oleh Badai Tropis Nalgae menerjang Kota Parang, Provinsi Maguindanao, Filipina selatan.
Tanah longsor dan banjir yang dipicu hujan deras dari badai Nalgae yang mendekat melanda Filipina selatanm Kamis, 27 Oktober 2022. Sedikitnya 13 orang meninggal dunia dan beberapa warga terdampar di atap rumah akibat bencana alam tersebut.
Tanah longsor dan banjir yang dipicu hujan deras dari badai Nalgae yang mendekat melanda Filipina selatanm Kamis, 27 Oktober 2022. Sedikitnya 13 orang meninggal dunia dan beberapa warga terdampar di atap rumah akibat bencana alam tersebut.
Aliran air hujan menyebabkan banjir bandang yang sarat dengan pohon tumbang, batu, dan lumpur semalam di sebagian besar masyarakat pedesaan di sekitar Cotabato yang tergenang air, sebuah kota berpenduduk 300.000 orang.
Aliran air hujan menyebabkan banjir bandang yang sarat dengan pohon tumbang, batu, dan lumpur semalam di sebagian besar masyarakat pedesaan di sekitar Cotabato yang tergenang air, sebuah kota berpenduduk 300.000 orang.
Tujuh orang hilang, kata Naguib Sinarimbo, juru bicara dan kepala pertahanan sipil pemerintah daerah, kepada AFP.
Tujuh orang hilang, kata Naguib Sinarimbo, juru bicara dan kepala pertahanan sipil pemerintah daerah, kepada AFP. "Sepuluh orang tewas berasal dari kota Datu Blah Sinsuat di pulau Mindanao," katanya.

Longsor dan Banjir Terjang Filipina, 13 Orang Meninggal Dunia

28 Oktober 2022 14:17
Jakarta: Tanah longsor dan banjir yang dipicu hujan deras dari badai Nalgae yang mendekat melanda Filipina selatanm Kamis, 27 Oktober 2022. Sedikitnya 13 orang meninggal dunia dan beberapa warga terdampar di atap rumah akibat bencana alam tersebut.

Aliran air hujan menyebabkan banjir bandang yang sarat dengan pohon tumbang, batu, dan lumpur semalam di sebagian besar masyarakat pedesaan di sekitar Cotabato yang tergenang air, sebuah kota berpenduduk 300.000 orang.

Tujuh orang hilang, kata Naguib Sinarimbo, juru bicara dan kepala pertahanan sipil pemerintah daerah, kepada AFP.

"Sepuluh orang tewas berasal dari kota Datu Blah Sinsuat di pulau Mindanao," katanya.

Tim penyelamat menemukan tiga mayat lagi di kota tetangga Datu Odin Sinsuat.

“Air mulai masuk ke rumah-rumah menjelang subuh. Ini baru pertama kali menimpa kami,” kata Sinarimbo.

Tim penyelamat di perahu karet harus mengambil beberapa warga dari atap rumah, kata Sinarimbo.

"Kami berharap tol akan berakhir di sana," katanya.

Polisi provinsi memposting di halaman Facebook resmi mereka foto-foto atap sebuah rumah yang tersapu ke tepi sungai yang meluap, pagar baja yang roboh diapit oleh puing-puing dan jalan yang dipenuhi batu.

Di foto lain, polisi penyelamat terlihat membawa bayi di bak cuci plastik saat mereka mengarungi banjir setinggi dada.

Banjir sejak itu telah surut di beberapa daerah, tetapi sekitar 90 persen Kota Cotabato tetap tergenang air dan mungkin akan ada lebih banyak banjir dalam beberapa jam akibat hujan lebat di hulu, kata Sinarimbo.

“Fokus kami saat ini adalah penyelamatan serta mendirikan dapur umum untuk para penyintas,” katanya, meski jumlah pasti korban belum diketahui. AFP PHOTO/Jovilyn Sapi Lumutos/Remar Pablo/Jayson Dagalea

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

Internasional filipina longsor banjir