Zelensky: Beberapa Pemimpin Arab Tutup Mata terhadap Invasi Rusia

Jakarta: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh beberapa pemimpin Arab mengabaikan invasi Rusia ke negaranya. Hal itu dia katakan saat pidato di pertemuan puncak Liga Arab di Arab Saudi, Jumat, 19 Mei 2023.

“Sayangnya, ada beberapa di dunia dan di sini, di antara Anda, yang menutup mata terhadap kengerian dan aneksasi ilegal itu,” kata Zelensky kepada para kepala negara Arab, sembari mendesak mereka untuk melihat dengan jujur perang tersebut.

Perjalanan Zelensky ke acara yang digelar di kota pantai Laut Merah Jeddah adalah yang pertama ke Timur Tengah sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

Hal itu memberinya kesempatan untuk berbicara dengan para pemimpin di wilayah yang kurang bersatu dalam mendukung Ukraina daripada sekutu Baratnya yang setia.

Sementara tuan rumah Arab Saudi telah memposisikan dirinya relatif netral selama perang, menyoroti apa yang digambarkannya sebagai manfaat mempertahankan hubungan dengan Moskow dan Kyiv.

Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang menghadiri KTT Liga Arab pertamanya dalam lebih dari satu dekade, memimpin salah satu dari hanya lima negara untuk memberikan suara menentang resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut Rusia menghentikan permusuhan di Ukraina.

Setelah Zelensky berbicara pada hari Jumat, harian pro-pemerintah Suriah Al-Watan melaporkan bahwa delegasi Suriah tidak menggunakan headphone yang disediakan untuk terjemahan simultan dari pidatonya, yang disampaikan dalam bahasa Inggris.

Zelensky menyoroti bagaimana perang di Ukraina telah mempengaruhi umat Islam di Semenanjung Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014.

"Krimea adalah yang pertama menderita di bawah pendudukan Rusia dan sampai sekarang sebagian besar dari mereka menjadi sasaran penindasan di Krimea yang diduduki adalah Muslim," katanya.

Zelensky juga berterima kasih kepada Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman karena telah mendukung integritas teritorial Ukraina, dan menyerukan persatuan dalam menyelamatkan orang dari penjara Rusia. AFP PHOTO/SPA/Fayez Nureldine