Jakarta: Pekan ini muncul tagar save borobudur dan pray for borobudur di media sosial. Apa sebenarnya yang terjadi? Ternyata ada rencana pemasangan chattra di Candi Borobudur yang menuai polemik di tengah berbagai kalangan masyarakat.
Rencana ini akhirnya ditunda oleh pemerintah demi melakukan kajian ulang pemasangan chattra di candi yang merupakan warisan dunia.
Chattra adalah payung atau pelindung mahkota yang dipasang di puncak stupa. Chattra melambangkan keberanian, kesatuan unsur, dan kesucian tahapan spiritualitas umat Buddha.
Dari definisi ini, pemasangan chattra dipercaya dapat memberikan kesempurnaan peribadatan umat Buddha.
Sejarah atau temuan chattra menurut sumber dari Ditjen Bimas Buddha Kemenag RI, diceritakan dalam kitab dan literatur Buddhis, juga terukir di relief di Candi Borobudur. Chattra diyakini pernah terpasang di puncak stupa utama pada masa pemugaran Theodoor van Erp (1907-1911).
Rencana pemasangan chattra sendiri telah lama direncanakan dan pernah dibahas dalam Rakornas Pengembangan Lima DPSP pada 21 Juli 2023. Pemasangan chattra tersebut merupakan bagian dari upaya penyempurnaan Candi Borobudur sebagai pusat kunjungan wisata religi agama Buddha Indonesia dan Dunia, yang rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 18 September mendatang.
Namun rencana pemasangan chattra tersebut menuai polemik dari berbagai pihak, salah satunya dari para arkeolog. Menurut Ikatan Ahli Arkeolog Indonesia (IAAI) belum ada kajian mendalam dan pemasangan chattra ini harus dilakukan dengan hati-hati karena mempertimbangkan status Candi Borobudur sebagai warisan dunia.
Sumber: Ditjen Bimas Buddha Kemenag RI/Redaksi Metro TV Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News