PUSAT Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tengah mengembangkan alat deteksi antibodi berbasis nanopartikel fluoresensi.
“Diharapkan rapid test berbasis silika alam berfluoresensi ini dapat menjadi sebuah sistem deteksi untuk antibodi covid-19 yang dapat memberikan hasil yang cepat dan akurat serta dapat diaplikasikan dengan mudah dan murah,” ujar peneliti pusat penelitian kimia LIPI Siti Nurul Aisyah Jeni, ketika dihubungi, Jumat, 28 Mei 2021.
Alat deteksi merupakan pengembangan nanopartikel silika berfluoresensi (FSNP) dari silika geothermal. Penelitian ini dilakukan dengan optimalisasi sistem deteksi cepat (rapid test) antibodi covid-19 menggunakan lateral flow immunoassay (LFIA) yang telah dimodifikasi dengan FSNP untuk digunakan pada sampel darah orang yang terduga terinfeksi covid 19.
FSNP merupakan jenis nanopartikel yang dapat dimodifi kasi dengan molekul zat warna di dalam silika nanopartikel. Kelebihan penggunaan FSNP ialah akan memancarkan sinyal yang memiliki intensitas lebih tinggi sehingga didapatkan hasil deteksi lebih sensitif.
“Material nanopartikel berfluoresensi membuat aplikasi deteksi ini memiliki daya sensitivitas dan daya selektivitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan menggunakan nanopartikel emas atau pewarna organik biasa,” ujar Ais, sapaan Siti Nur Aisyah.
Pengembangan teknologi ini sudah dilaksanakan sejak pandemi covid-19 masuk ke Indonesia. Nanopartikel ini menjadi salah satu bahan alami untuk menggantikan bahan yang sebelumnya terdapat di alat rapid test.
Seperti yang diketahui, alat rapid test yang sudah banyak ditemui saat ini menghasilkan indikator warna dan strip seperti halnya alat test pack untuk mendeteksi kehamilan. Warna merah atau garis dua di rapid test juga menunjukkan adanya antibodi covid-19 yang terdapat dalam tubuh.
Ais, mengatakan, banyak yang menyayangkan hasil rapid test ini tidak akurat 100%. Masyarakat yang menggunakan rapid test ini juga harus memeriksa ulang ke dokter untuk diagnosis lebih lanjut.
“Kita lihat di rapid test ada warna yang berubah, ada strip satu dan dua itu perubahan warna secara visual. Kalo secara fluoresensi harapannya itu bisa menghasilkan sensitivitas lebih tinggi lagi,” imbuhnya.
Penelitian ini juga bertujuan agar pertanyaan yang paling sering dilontarkan mengenaj keakuratan dan ketepatan hasil rapid test bisa terjawab. Ia menyimpulkan, ada inti dari deteksi dini yang harus diperhatikan, pertama tentang akurasi dan selektivitas.
Secara umum, alat rapid test atau alat deteksi antibodi covid-19 yang sedang dalam masa penelitian ini bisa membantu masyarakat dan pemerintah dalam hal testing dan tracing secara akurat. Teknologi terbaru ini diharap bisa membuat perubahan ke depannya bagi pencegahan jika Indonesia dilanda pandemi seperti ini.
“Riset ini tidak bisa cepat, tapi hasilnya akan sangat berguna nanti ke depannya, kita sudah mempersiapkan alat deteksi yang tingkat akurasi dan selektivitasnya tinggi, ini kan virus baru, jadi semaksimal mungkin kita kerjakan,” pungkasnya. Dok Media Indonesia Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News