Berbagai faktor memengaruhi kesehatan mental. Semakin banyak faktor risiko yang dihadapi remaja, semakin besar potensi dampaknya terhadap kesehatan mental mereka. Faktor-faktor yang dapat berkontribusi terhadap stres selama masa remaja meliputi keterpaparan terhadap kesulitan, tekanan untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya, dan eksplorasi identitas.
Pengaruh media dan norma gender dapat memperburuk perbedaan antara realitas kehidupan remaja dan persepsi atau aspirasi mereka untuk masa depan.
Berikut kesehatan mental yang bisa terjadi pada remaja:
1. Gangguan emosional
Gangguan kecemasan (yang mungkin melibatkan panik atau kekhawatiran berlebihan) adalah yang paling umum pada kelompok usia ini dan lebih sering terjadi pada remaja yang lebih tua daripada remaja yang lebih muda. Diperkirakan 3,6 persen anak usia 10-14 tahun dan 4,6 persen anak usia 15-19 tahun mengalami gangguan kecemasan.
Depresi diperkirakan terjadi pada 1,1 persen remaja berusia 10-14 tahun, dan 2,8 persen pada remaja berusia 15-19 tahun. Kecemasan dan gangguan depresi dapat sangat memengaruhi kehadiran di sekolah dan tugas sekolah. Penarikan sosial dapat memperburuk isolasi dan kesepian.
2. Gangguan perilaku
Lebih sering terjadi pada remaja yang lebih muda daripada remaja yang lebih tua. Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), ditandai dengan kesulitan memperhatikan, aktivitas berlebihan dan bertindak tanpa memerhatikan konsekuensinya, terjadi di antara 3,1 persen anak usia 10-14 tahun dan 2,4 persen anak usia 15-19 tahun.
Gangguan perilaku (melibatkan gejala perilaku yang merusak atau menantang) terjadi pada 3,6 persen anak usia 10-14 tahun dan 2,4 persen anak usia 15-19 tahun. Dan ini dapat memengaruhi pendidikan remaja bisa mengakibatkan perilaku kriminal.
3. Gangguan makan
Anoreksia nervosa dan bulimia nervosa, biasanya muncul pada masa remaja dan dewasa muda. Gangguan makan melibatkan perilaku makan yang tidak normal dan keasyikan dengan makanan, disertai dengan kekhawatiran tentang berat badan dan bentuk tubuh.
4. Bunuh diri dan menyakiti diri sendiri
Merupakan penyebab utama ke-4 kematian pada remaja yang lebih tua (15-19 tahun). Faktor risiko bunuh diri beragam, dan termasuk penggunaan alkohol yang berbahaya, pelecehan di masa kanak-kanak, stigma terhadap pencarian bantuan, hambatan untuk mengakses perawatan dan akses ke sarana bunuh diri. Media digital, seperti media lainnya, dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan atau melemahkan upaya pencegahan bunuh diri.
5. Psikosis
Kondisi yang termasuk gejala psikosis paling sering muncul pada masa remaja akhir atau dewasa awal. Gejalanya bisa berupa halusinasi atau delusi. Pengalaman-pengalaman ini dapat merusak kemampuan remaja untuk berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dan pendidikan dan seringkali menimbulkan stigma atau pelanggaran hak asasi manusia.
6. Perilaku mengambil risiko
Banyak perilaku pengambilan risiko untuk kesehatan, seperti penggunaan narkoba atau pengambilan risiko seksual, dimulai pada masa remaja. Ini dapat menjadi strategi yang tidak membantu untuk mengatasi kesulitan emosional dan dapat sangat memengaruhi kesehatan mental dan fisik remaja.
Banyak perokok dewasa merokok pertama kali sebelum usia 18 tahun. Ganja adalah obat yang paling banyak digunakan di kalangan anak muda dengan sekitar 4,7 persen anak usia 15-16 tahun menggunakannya setidaknya sekali pada tahun 2018.
Sangat penting untuk memenuhi kebutuhan remaja dengan kondisi kesehatan mental. Melindungi remaja dari kesulitan, memromosikan pembelajaran sosio-emosional dan kesejahteraan psikologis, dan memastikan akses ke perawatan kesehatan mental sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan mereka selama masa remaja dan dewasa. Dok.Medcom.id/gaya Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News