Penularannya Disamakan dengan Campak, Ini 5 Fakta Varian Covid-19 Kappa

Penularannya Disamakan dengan Campak, Ini 5 Fakta Varian Covid-19 Kappa

05 Juli 2021 18:08
Varian Delta menjadi salah satu pemicu terjadinya lonjakan kasus covid-19 di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Varian ini pertama kali ditemukan di India.

Dan saat ini, terdapat varian baru lainnya yang juga berasal dari India. Varian baru tersebut diberi nama varian Kappa, yang menurut para ahli penularannya kerap disamakan dengan campak. Berikut beberapa fakta varian Kappa seperti dilansir CNBC:
 
1. Mutan ganda

Varian Kappa (B.1.617.1) masih merupakan saudara dari varian Delta, yang telah ditemukan membawa lebih dari selusin mutasi. Varian ini disebut sebagai 'mutan ganda' karena dua mutasi yang teridentifikasi yaitu E484Q dan L452R.
 
2. Masih dilakukan pengamatan

Telah ditemukan bahwa mutasi L452R Kappa membantu virus keluar dari respons imun alami tubuh. Varian ini juga memiliki sub-garis keturunan B.1.617.3 yang saat ini sedang dilakukan pengamatan lebih lanjut oleh para ahli.
 
3.  Terdeteksi dari India

Sama seperti varian Delta, Kappa juga pertama kali terdeteksi di India. Varian Kappa ditemukan sebanyak 3 persen pada seluruh sampel yang dikumpulkan dari India selama 60 hari terakhir. Sampel- sampel tersebut terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan oleh GISAID, perusahaan asal Jerman yang yang mengelola database global genom virus corona baru.

4. Kappa juga lebih mudah menular

Ia mengatakan bahwa kekhawatirannya adalah varian Delta dan Kappa jauh lebih mudah menular, menyebar ke seluruh India dan berbagai belahan dunia. “Kita benar-benar harus merespon ini sebaik mungkin,” ujar Prof. Booy.
 
5. Pencegahan varian Kappa

“Kita perlu memaksimalkan tindakan pencegahan yang bisa kita lakukan, seperti menggunakan masker. Itu merupakan ide yang sangat bagus, tetapi jangan lupa juga untuk selalu mempertahankan jarak aman dengan orang lain dan melakukan social distancing,” tutup Prof. Booy.

Dok. Medcom.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(KHL)

Grafis Virus Korona