Jakarta: Suasana Timur Tengah semakin memanas dengan aksi serangan Iran ke Israel, sebagai balasan terhadap Israel yang membunuh petinggi Hizbullah, Hamas, dan pejabat tinggi Iran, dan balasan tindakan genosida terhadap bangsa Palestina.
Iran, Rabu, 2 Oktober 2024, meluncurkan sedikitnya 181 rudal ke wilayah Israel. Ini merupakan serangan kedua Iran tahun ini, setelah pada April lalu juga menembakkan sekitar 110 rudal dan juga pesawat nir awak ke Israel.
Korps Garda Revolusi Iran menyebutkan bahwa ini adalah kali pertama mereka menggunakan rudal hipersonik sehingga menimbulkan daya hancur yang lebih efektif.
Iran bersikukuh bahwa target yang mereka serang adalah lokasi militer dan pertahanan Israel.
Iran beralasan menyerang Israel sebagai respons aksi Israel yang membunuh kepala Hizbullah Hassan Nasrallah serta komandan Garda Revolusi Iran Abbas Nilforoshan di Beirut pada akhir pekan lalu, serta pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada Juli lalu.
Dalam serangan terbaru Iran memamerkan teknologi militer mereka. Rudal Iran sudah memasuki teknologi hipersonik dimana bisa menjangkau target jauh dengan kecepatan tinggi.
Berdasarkan sumber dari Defence Intelligence Agency, Iran memiliki sederet rudal jarak jauh buatan dalam negeri, yaitu Fattah 2, Shahab, Zolfaghar, dan lain-lain.
Menanggapi serangan tersebut, Perdana Menteri Israek Benjamin Netanyahu berjanji akan membalasnya.
Sementara Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan bahwa setiap balasan dari Israel akan dibalas nanti akan dibalas kembali dengan kehancuran lebih besar.
Sumber: Defence Intelligence Agency/Redaksi Metro TV Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News