EWS Buatan UGM Akurat Deteksi Gempa

EWS Buatan UGM Akurat Deteksi Gempa

05 Juni 2021 15:02
PENELITI dari Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mendeteksi adanya gempa dengan alat Sistem Peringatan Dini atau Early Warning System, disingkat EWS. Ketua Tim Peneliti Sistem Peringatan Dini (EWS) Gempa UGM, Prof Ir Sunarno, bersama tim, berhasil mendeteksi Gempa yang terjadi di Toli-Toli, Sulawesi Tengah, tiga hari sebelum kejadian.

Sunarno mengatakan alat deteksi gempa hasil pengembangan tim EWS Gempa UGM tersebut merupakan teknologi triangulasi yang dapat memprediksi episentrum atau titik pusat gempa secara lebih presisi.

Hal itu terbukti selama proses riset dan pengembangan yang dilakukan tim, alat EWS Gempa buatan UGM tersebut selalu berhasil memberikan prediksi kejadian gempa. 

“Selalu cocok, sudah dipakai tesis mahasiswa saya. Bahkan, lewat internet kita bisa bantu memberi peringatan tiga hari sebelum kejadian gempa di antara Aceh hingga NTT,” kata Sunarno dilansir dari laman UGM.

EWS yang dikembangkan Sunarno dan tim merupakan komponen yang terdiri dari detektor yang dirancang untuk mendeteksi perubahan level air tanah dan gas radon, selain itu juga ada komponen yang disebut dengan pengkondisi sinyal, kontroler, dan sumber daya listrik, serta komponen yang tak kalah penting yaitu penyimpan data. Alat EWS Gempa UGM ini juga memanfaatkan teknologi Internet of Thing atau IoT.

Alat tersebut mendeteksi anomali alam sebelum terjadinya gempa yang biasanya ditandai dengan perubahan perbedaan konsentrasi gas radon dan level air tanah. Apabila paparan gas radon alam dari tanah meningkat dan permukaan air mengalami naik turun secara signifi kan, hal tersebut menandakan sedang terjadi gejala gempa tektonik.

“Apabila akan terjadi gempa di lempengan, akan muncul fenomena paparan gas radon alam dari tanah meningkat secara signifikan. Demikian juga permukaan air tanah naik turun secara signifi kan,” papar Sunarno.

Sunarno mengklaim alat pendeteksi gempa buatan UGM tersebut mampu mendeteksi tiga sampai tujuh hari sebelum gempa terjadi. Untuk lokasi antara Aceh dan NTT, Sunarno mengatakan alat tersebut mampu memprediksi gempa tiga hari sebelum kejadian, sedangkan untuk wilayah daerah istimewa seperti DI Yogyakarta, lokasi alat tersebut dipasang, EWS Gempa UGM dapat memprediksi kejadian gempa tujuh hari sebelumnya.

“Algoritma awal kami hanya mendeteksi dini 3-7 hari sebelum gempa, khusus untuk DIY. Mengingat stasiun pemantau kami hanya ada di DIY,” katanya. Meski telah memiliki reputasi baik selama riset dan uji coba, Tim Peneliti Sistem Peringatan Dini Gempa UGM terus melakukan pengembangan terhadap alat ini. Dok Media Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WWD)

Grafis gempa