Jakarta: Puasa Ramadan 1444 H tidak sampai dua bulan lagi. Tinggal menghitung hari, kita akan segera menyambut bulan yang penuh suci.
Masyarakat Indonesia menyambut datangnya awal bulan Ramadan dengan berbagai macam tradisi di berbagai daerahnya masing-masing, seperti tradisi membersihkan diri, memakan hidangan khusus, hingga berziarah ke makam sanak sodara serta leluhur yang sudah meninggal.
Berikut ini, Medcom.id merangkum beberapa tradisi unik masyarakat Indonesia jelang menyambut bulan suci Ramadan 2023.
1. Munggahan, Jawa Barat
Munggahan adalah tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Barat. Munggahan berasal dari bahasa Sunda, yang berarti “sampai ke”. Masyarakat Jawa Barat memaknai tradisi Munggahan sebagai sampainya mereka di bulan Ramadan. Oleh karena itu, Munggahan kerap dilakukan pada akhir bulan Syakban atau beberapa hari sebelum memasuki bulan Ramadan sebagai wujud rasa syukut kepada Allah SWT serta upaya membersihkan diri dari hal buruk sebelum memasuki bulan ramadhan. Tradisi munggahan biasanya dilaksanakan dengan acara makan bersama, saling meminta maaf dan bersilaturahmi ke rumah sanak sodara, dan melakukan kegiatan bersih-bersih di tempat ibadah dan makam keluarga.
2. Nyorog, Betawi
Tradisi Betawi yang disebut dengan Nyorog dilakukan dengan membagikan bingkisan kepada saudara-saudara sebelum memasuki bulan puasa dan juga sebelum Idulfitri. Dahulu, bingkisan yang dibagikan ketika melakukan Nyorog diletakkan di dalam rantang yang terbuat dari anyaman daun pandan, namun kini masyarakat Betawi menggunakan rantang besi atau kotak makan untuk membagikan bingkisian Nyorog. Makanan khas Betawi yang sering dibagikan saat tradisi Nyorog di antaranya adalah sayur gabus pucung, ikan bandeng, dan olahan daging kerbau.
3. Meugang, Aceh
Meugang menjadi salah satu tradisi tahunan yang dilakukan oleh masyarakat Aceh sebelum memasuki bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha. Tradisi ini lahir pada masa kerajaan Aceh yakni sekitar tahun 1607-1636. Kala itu, Sultan Iskandar Muda memotong hewan dalam jumlah besar dan membagikan dagingnya kepada seluruh rakyat Aceh sebagai ungkapan rasa syukur dan tanda terima kasih kepada rakyatnya. Alhasil, tradisi ini pun mulai mengakar di antara masyarakat dan dilaksanakan dalam menyambut hari-hari besar umat Islam hingga saat ini. Meugang dilakukan dengan memasak daging dalam jumlah besar dan menyantapnya bersama keluarga, kerabat, dan anak-anak yatim piatu.
4. Padusan, Boyolali
Padusan adalah tradisi masyakarat di Klaten dan Boyolali. Dalam tradisi ini, masyarakat melakukan upacara berendam atau mandi di sumur dan mata air yang dianggap keramat. Tradisi Padusan memiliki makna agar jiwa dan raga seseorang yang akan melakukan ibadah puasa bersih secara lahir dan batin.
5. Malamang, Sumatera Barat
Malamang merupakan salah satu tradisi turun-temurun masyarakat Sumatra Barat yang dilakukan oleh kaum ibu-ibu dalam menyambut datangnya bulan Ramadan. Tradisi ini telah dilakukan sejak ratusan tahun silam, berawal ketika Syekh Burhanuddin, pembawa ajaran Islam di Minangkabau, tengah bersilaturahmi ke rumah penduduk dan menyarankan masyarakat untuk menyajikan lamang dan membagikan makanan tersebut kepada satu sama lain agar menghindari makanan haram. Di daerah Pariaman dan Agam, tradisi ini masih sangat melekat di masyarakat dan bahkan menjadi tradisi yang tidak hanya dilakukan ketika menjelang bulan puasa, namun juga di berbagai perayaan besar maupun acara keluarga. Tujuan dari tradisi unik ini adalah untuk berkumpul bersama sanak saudara serta mempererat tali kekeluargaan.
6. Balimau, Minangkabau
Balimau adalah tradisi unik yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Minangkabau. Hampir sama seperti Padusan, Balimau juga merupakan tradisi melakukan pemandian, bedanya tradisi pemandian Balimau menggunakan jeruk nipis untuk membersihkan diri secara lahir batin sebelum memasuki bulan suci. Tradisi ini dilakukan satu atau dua hari sebelum memasuki bulan Ramadan dan dilaksanakan di kawasan yang dialiri oleh sungai ataupun memiliki tempat pemandian.
7. Nyadran, Jawa Tengah
Nyadran merupakan tradisi yang penting bagi masyarakat Jawa Tengah. Pasalnya, tradisi ini dijadikan momentum untuk menghormati leluhur dan ungkapan rasa syukur pada Sang Pencipta. Tradisi yang dilakukan dengan serangkaian kegiatan, dari mulai membersihkan makam keluarga, membawa sadranan atau makanan hasil bumi, lalu makan bersama, tradisi ni diadakan satu bulan sebelum dimulainya puasa. Yang unik dalam tradisi ini adalah makanan yang disajikan dalam tradisi Nyadran menggunakan daun pisang sebagai tempat makanannya.
8. Megengan, Jawa Timur
Megengan memiliki arti “menahan” yang dimaknai oleh warga Jawa Timur sebagai tradisi untuk menahan hawa nafsu sebagai persiapan menjelang bulan Ramadan. Dalam Megengan, seorang ustadz akan memimpin doa untuk memohon keselamatan dan kekuatan dalam menjalankan ibadah puasa. Ketika Megengan, warga yang hadir ke selamatan akan membawa nasi yang kerap disebut sego berkat, yang berisi sayur, lauk pauk, dan kue khas Jawa Timur. Setelah pembacaan doa, setiap orang yang hadir dapat mengambil sego berkat milik siapa saja dan menyantapnya. Tradisi ini pun dipercaya membawa nilai-nilai kebaikan seperti membawa rezeki, menanamkan sifat ikhlas, dan memupuk kebersamaan antar sesama umat Muslim. Dok.Medcom.id
(WWD)