Pernahkah kamu mendengar istilah bell's palsy? Bagi yang belum mengetahuinya mungkin gejala ini akan disamakan dengan gejala stroke, di mana mata tak menutup sempurna, wajah tidak simetris, dan alis yang tak bisa diangkat.
Menurut dr. Alifa Dimanti, Sp. S, Dokter Spesialis Saraf dari RS Pondok Indah – Puri Indah, Jakarta, bell's palsy, atau yang sering disebut (facial weakness), merupakan manifestasi klinis dari kelumpuhan saraf ketujuh atau yang disebut dengan n.facialis.
Dr. Alifa memaparkan bahwa gejala yang timbul akibat dari bell's palsy, antara lain adalah:
- Wajah menjadi tidak simetris
- Alis tidak bisa diangkat
- Mata tidak bisa menutup sempurna
- Dan sudut mulut tidak bisa terangkat
- Gejala lain yang dapat timbul adalah mengeces (drooling)
- Nyeri di sekitar rahang atau di belakang telinga sisi yang terkena
- Hipersensitivitas terhadap suara di sisi yang terkena
- Dan kadang memengaruhi indra perasa
Gejala tersebut biasanya timbul tiba-tiba dan langsung memberat, tetapi kadang dapat pula timbul dan memberat dalam dua sampai tiga hari setelah terjadinya gejala (keadaan stabil).
Penanganan pada bell's palsy biasanya meliputi:
1. Terapi farmakologis, baik untuk mengurangi atau menghentikan proses inflamasi dan kemungkinan penyebab (kadang didahului oleh infeksi virus)
2. Fisioterapi untuk mencegah terjadinya kontraktur pada otot-otot wajah
Baca selengkapnya di sini