Atsiri Daun Kenikir Bunuh Larva Nyamuk

Atsiri Daun Kenikir Bunuh Larva Nyamuk

26 Juni 2021 12:09
PENYAKIT demam berdarah dengue (DBD) masih menghantui Indonesia. Salah satu cara mengendalikan DBD ialah memutus siklus hidup jentik dan larva nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus dengue.

Saat ini masih banyak digunakan bahan kimia seperti abate dan temefos untuk memutus jentik. Siapa sangka, tanaman kenikir (Tagetes erecta Linn) yang banyak dijumpai di Indonesia dapat menjadi salah satu alternatif untuk membasmi larva Aedes aegypti.

Dari hasil penelitian Zulfi kar dan Khairunnisa dari Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, serta Yasir dari Balitbang Kesehatan Aceh, ditemukan kandungan minyak atsiri dan flavonoid pada daun kenikir bisa untuk membunuh larva. Dengan konsentrasi 8 ml dosis ekstrak daun bunga kenikir memberi efek kematian larva lebih dari 50%.

“Kenikir dulu banyak digunakan untuk pengobatan luka. Tanaman ini dikenal secara umum sebagai tanaman herbal aromatik tahunan yang tingginya mencapai 0,4-1 meter,” kata Zulfikar.

Kandungan kimia aktif yang ada di daun bunga kenikir ialah tagetiin, terthienyl, helenian, alkaloid, dan flavoxanthin. Semua senyawa tersebut bersifat toksik dan dapat berfungsi sebagai larvasida.

Minyak atsiri dihasilkan di dalam tubuh tanaman. Ada yang terdapat di dalam tanaman (kelenjar internal) dan kelenjar eksternal. Minyak atsiri bekerja sebagai larvasida dengan cara memengaruhi sistem saraf pada serangga dan sistem percernaan pada larva sehingga larva mengalami keracunan perut yang mengakibatkan kematiannya.

Selain itu, flavonoid juga memengaruhi sistem pernapasan pada serangga. Flavonoid yang masuk ke tubuh serangga dapat melumpuhkan saraf pernapasannya sehingga mengakibatkan kematian.

Pada semua kelompok uji yang diberi ekstrak daun kenikir terdapat larva yang mati. Jumlah kematian larva nyamuk berbeda-beda pada tiap kelompok.

Semakin tinggi ekstrak daun kenikir yang dimasukkan dalam percobaan maka semakin tinggi jumlah kematian larva. Kematian larva yang berbanding lurus dengan konsentrasi ekstrak diduga disebabkan oleh jumlah kandungan kimia ekstrak yang semakin banyak.

Hasil ini sejalan dengan beberapa penelitian seperti efi kasi ekstrak daun dan bunga kecombrang (Etlingera elatior) terhadap larva, bahwa ekstrak daun dan bunga mempunyai efek larvasida akumulatif. dok Media Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WWD)

Grafis