Masih banyak dari orang tua di Indonesia yang menyediakan teh dalam botol anak mereka sebagai pengganti susu formulanya. Padahal, WHO tidak menyarankan untuk anak-anak minum teh sampai usia mereka 2 tahun. Bahkan usia 2-5 tahun pun tidak diperbolehkan untuk meminum teh secara sering.
Terlepas dari dampak kafein yang tidak diketahui, ada unsur teh lain yang dapat memengaruhi anak-anak.
Berikut ini Medcom.id telah merangkumnya untuk Anda:
1. Masalah tidur
Anak-anak yang mengonsumsi kafein ternyata memiliki masalah tidur. Kafein menyebabkan peningkatan tekanan darah dan menyebabkan kecemasan pada anak-anak dan pada gilirannya menyebabkan masalah tidur. Ini juga menyebabkan hiperaktif dan sulit berkonsentrasi.
2. Gejala adiktif
Sekadar mengutip contoh, jika saya melewatkan teh pagi atau sore hari, saya pasti sakit kepala. Ini adalah kisah yang sama bagi banyak dari kita. Ini berlaku untuk anak-anak juga. Minum teh setiap hari untuk balita jelas merupakan kebiasaan yang tidak diinginkan.
3. defisiensi zat besi dan kalsium
Secangkir teh atau kopi mengisi perut anak-anak dengan nutrisi yang lebih sedikit. Teh bisa menghambat penyerapan zat besi dan kalsium. Jika kamu kekurangan zat besi maka kamu juga bisa mengalami anemia.
4. Peningkatan asupan gula
Teh selalu mengandung gula. Terlalu banyak asupan gula menyebabkan kerusakan gigi serta obesitas pada anak-anak.
5. Diuretik
Teh bersifat diuretik. Artinya, konsumsi teh membuatmu lebih sering buang air kecil. Hal ini menyebabkan hilangnya kalsium melalui urine. Seperti yang kita semua tahu kalsium adalah nutrisi penting yang dibutuhkan untuk perkembangan otak dan tulang.
6. Masalah perut
Sistem anak-anak tidak dilengkapi untuk menangani kafein yang kuat. Jadi, meskipun seteguk kecil, dapat menyebabkan masalah perut dan mulas.
7. Gigi rusak
Sementara itu, dokter gigi menentang teh untuk balita karena mengandung tanin yang dapat menodai gigi. Dok. Medcom.id/gaya Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News