Keselamatan Syarat PTM Terbatas

Keselamatan Syarat PTM Terbatas

29 Juni 2021 09:26
SEJUMLAH daerah menyatakan siap dan bisa menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di tengah melonjaknya kasus covid-19 sesuai dengan keputusan pemerintah melalui SKB 4 menteri yang mewajibkan sekolah menyediakan opsi PTM mulai tahun ajaran baru pada Juli 2021.

Salah satunya, Pondok Pesantren Al-Amien Prendeun, Sumenep, yang sejak pandemi tahun lalu sudah menerapkan langkah penanganan covid-19 secara serius di pesantren yang memiliki lebih dari 8.000 santri itu. 

“Alhamdulillah kita diberi kenikmatan yang tinggi, yaitu keikhlasan dan kesigapan para pemangku kebijakan dan semua jajaran,” ungkap Pemimpin dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prendeun KH Ahmad Fauzi Tidjani dalam FGD Media Group, PTM 2021: Kesehatan dan Keselamatan Wilayah Jawa, Bali, dan Lombok, Senin, 28 Juni 2021. 

Pesantren membuat pedoman untuk penanganan covid19, mulai menyisir kondisi kesehatan santri, menerapkan aturan isolasi, hingga memberikan bantuan vitamin. “Juga langkah strategis menyelenggarakan tatap muka selama pandemi dengan persiapan yang luar biasa,” imbuhnya. 

Meski menerapkan prokes yang ketat, lanjut Ahmad, pelaksanaan PTM bukan tanpa kendala. Ada beberapa klaster yang sempat terjadi di pesantren tersebut. Namun, berkat kesigapan dan koordinasi yang kuat, situasi bisa terkendali.

Senada dengannya, Kepala SMAN 1 Singaraja, Bali, Made Sri Astiti mengatakan hampir semua sekolah di Bali siap untuk menggelar PTM. “Saya yakin, dengan kondisi pandemi ini, kita tetap optimistis. Di satu sisi kita tidak bisa menyerah. Kita ambil positifnya, guru dengan semangatnya belajar IT agar pembelajaran bisa sampai ke siswa,” ucapnya.

Sri berharap, vaksinasi guru bisa segera 100% kemudian ada vaksinasi untuk siswa sehingga PTM bisa berjalan dengan baik sambil tetap menerapkan protokol kesehatan.

Di Lombok, persiapan PTM terbatas dilaksanakan Pondok Pesantren Nurul Haramain. Selain menerapkan prokes yang ketat, pesantren menyiapkan lahan 56 hektare untuk kemping untuk menghindari potensi kerumunan. “Tadinya satu kamar nonpandemi 40 orang kemudian diturunkan menjadi 25 dan sekarang 5 orang saja,” ungkap Pemimpin Pondok Pesantren TGH Hasanain Juaini.

Pilihan
Koordinator Akademik Sekolah Tri Ratna Jakarta Agus Kris Triyanto mengungkapkan, di tengah situasi covid-19 luar biasa di Ibu Kota, menunda PTM terbatas merupakan pilihan tepat. “Saya pikir itu keputusan yang tepat. Kita tidak hanya memandang aspek dari kepentingan sekolah, tapi lebih ke kepentingan keselamatan. Lebih ke kepentingan yang lebih besar,” kata dia. 

Sementara itu, anggota DPRD Gunungkidul, Yogyakarta, Kuswarini menyampaikan dirinya memang berharap PTM itu bisa berjalan, tapi tidak untuk situasi saat ini.

“Sekali lagi, bukan hanya kesiapan yang dilihat, melainkan juga situasi pandemi. Apakah sudah diperhatikan, dengan banyak lonjakan, sementara masih abainya kesadaran kita pada umumnya pada prokes di saat pandemi?” tegasnya.

Lantas, meski sebagian besar sekolah Gunungkidul sudah siap melaksanakan PTM, dia meminta untuk tidak buru-buru. Kondisi penyebaran kasus tetap harus dipantau sebagai masukan untuk menentukan kebijakan selanjutnya. Dok Media Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WWD)

Grafis Pembelajaran Tatap Muka