Jakarta: Debat perdana Pilkada Jakarta 2024 telah berlangsung dengan fokus pada tema 'Penguatan Sumber Daya Manusia dan Transformasi Jakarta Menjadi Kota Global'. Ketiga pasangan calon (paslon) dengan nomor urut 1, 2, dan 3, telah memaparkan visi dan misi mereka, khususnya dalam menjawab isu-isu krusial seperti kesetaraan gender, pemberdayaan generasi Z, kemacetan, dan pelestarian budaya Betawi.
Kesetaraan Gender: Ketiga paslon sepakat untuk mendorong kesetaraan gender dengan program yang beragam. Paslon nomor 1, Ridwan Kamil-Suswono (Ridho), menawarkan program sekolah perempuan di Balai RT dan kredit khusus untuk perempuan. Paslon nomor 2, Dharma Pongrekun-Kwonana, menekankan pada pondasi adab untuk kebijakan yang adil dan mendorong transparansi persentase peluang kerja bagi perempuan. Paslon nomor 3, Pramono Anung-Rano Karno (Dul), fokus pada pelatihan kerja khusus perempuan di BLK dan penghapusan syarat minimal lulus SMA untuk PPSU bagi wanita.
Generasi Z: Program untuk generasi Z juga menjadi fokus utama dalam debat. Paslon Ridho menawarkan program inkubasi dan akses modal untuk UMKM, magang di BUMD dan kantor Gubernur, serta coworking space dan kopi gratis bagi Gen Z. Paslon Dharma menekankan integrasi lembaga pendidikan dan dunia kerja untuk memastikan keselarasan antara kurikulum dengan kebutuhan industri. Paslon Dul menawarkan konseling 24 jam gratis, BLK modern dengan pelatihan digital, dan job fair berkala untuk membuka peluang kerja bagi Gen Z.
Kemacetan: Ketiga paslon sepakat bahwa evaluasi dan peningkatan layanan transportasi publik menjadi kunci dalam mengatasi kemacetan. Paslon Ridho fokus pada peningkatan layanan MRT, LRT, dan Transjakarta. Paslon Dharma mendorong peningkatan layanan transportasi publik yang sudah ada dan ketersediaan transportasi publik dalam radius 500 meter dari permukiman. Paslon Dul mendorong integrasi transportasi publik Jakarta dengan kota-kota di sekitarnya, termasuk Trans Jabodetabek, dan penggratisan Transjakarta, MRT, dan LRT untuk 15 golongan.
Pelestarian Budaya Betawi: Ketiga paslon menunjukkan komitmen terhadap pelestarian budaya Betawi. Paslon Ridho memasukkan budaya Betawi dalam kurikulum sekolah dan mendorong pelestarian lembaga adat, situs, dan cagar budaya. Paslon Dharma mendorong peningkatan kesadaran budaya Betawi sejak dini, dana abadi untuk pekerja seni budaya, dan akses gratis ke Taman Ismail Marzuki. Paslon Dul menekankan perlunya Balai Rakyat dan Taman Ismail Marzuki sebagai wadah pelestarian budaya Betawi.
Debat ini menunjukkan bahwa ketiga paslon memiliki visi dan misi yang saling melengkapi dalam membangun Jakarta yang lebih baik. Program-program yang ditawarkan diharapkan dapat menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat Jakarta, khususnya dalam meningkatkan kualitas hidup dan memperkuat identitas budaya. Sumber: Dok. Metro TV Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News