Hipospadia Bisa Dideteksi Sejak Dini

Hipospadia Bisa Dideteksi Sejak Dini

24 Maret 2021 07:10
PERUBAHAN status Aprilia Manganang dari seorang perempuan menjadi laki-laki menggegerkan publik. Mantan atlet voli nasional yang kini menjadi anggota TNI Angkatan Darat itu diketahui mengalami hipospadia.

Dalam sidang perdata penetapan perubahan nama dan status jenis kelamin Aprilia yang digelar secara virtual di Pengadilan Negeri Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Jumat, 19 Maret 2021 pagi, diketahui bahwa Aprilia buang air kecil dengan berjongkok karena urine keluar dari bawah. Inilah yang kemudian dianggap orangtuanya sebagai penanda bahwa Aprilia adalah seorang perempuan.

“Organ genital tidak khas organ laki-laki secara jelas, kencing jongkok, keluarga menganggap dia perempuan,” ungkap dokter bedah dari RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Guntoro yang menjadi saksi dalam sidang itu.

Secara fisik memang posturnya cenderung laki-laki dengan dada bidang, pinggul tidak besar, dan payudara rata. Dalam pemeriksaan lanjutan, ukuran penisnya diketahui lebih kecil dari normal sepanjang 4 cm dengan diameter hampir 2 cm.

“Saya dapatkan kantong buah zakar/testis dua, kanan-kiri, kemudian saluran kencing terdapat dalam ujung penis, tapi berada di bawah kantong kemaluan buah zakar. Secara fisik saya didiagnosis sebagai hipospadia,” jelasnya.

Aprilia mengaku tidak pernah haid atau menstruasi, tidak punya rahim, tidak ditemukan rahim indung telur atau vagina, dan malah menemukan prostat yang hanya dimiliki laki-laki.

Untuk mengoreksi kondisi hipospadia yang dialami Aprilia, tim dokter melakukan operasi untuk memperbaiki saluran kencing dan meluruskan penis Aprilia yang bengkok. Dilanjutkan dengan membuat lubang saluran baru di ujung penis.

Pada 4-6 bulan ke depan, Aprilia yang kini resmi berganti nama menjadi Aprilio Perkasa Manganang itu juga akan menjalani operasi kedua agar bisa buang air kecil dari ujung penisnya. 

KSAD Andika Perkasa mengatakan, rupanya hipospadia juga dialami oleh kakak Aprilia, Amasya Manganang. Pihaknya berjanji akan melakukan langkah koreksi yang sama seperti terhadap adiknya.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam mengatakan hipospadia merupakan kelainan anatomis dari letak saluran kencing (uretra) yang dapat menyebabkan kelainan bentuk dari alat kelamin laki-laki.

Kondisi ini, menurutnya, bisa diketahui sejak dini. “Hipospadia ini merupakan kelainan bawaan dan jarang terjadi. Kalau kita melihat jenis kelamin seseorang dewasa, memang kita bisa lihat fenotipnya,” kata Ari, Selasa, 23 Maret 2021.

Usia 15 tahun
Pada perempuan, jelas Ari, anatomi kelaminnya memiliki klitoris, bibir dalam, bibir luar, dan selaput dara (himen). Dari bentuk payudara juga bisa terlihat dengan jelas.

Lalu, perempuan normal tentu akan mengalami menstruasi setiap bulan dan memiliki alat kelamin dalam mulai dari vagina, mulut rahim, rahim, saluran telur, maupun indung telur (ovarium). 

Oleh karena itu, lanjut Ari, ketika seorang wanita sudah berumur 15 tahun dan tidak menstruasi, mestinya ditelusuri lebih lanjut apa yang terjadi. “Dokter spesialis obstetri ginekologi tentu akan melakukan pemeriksaan awal dengan melihat langsung alat kelamin luar dan juga pemeriksaan alat kelamin dalam dengan pemeriksaan USG,” bebernya.

Saat dihubungi terpisah, spesialis kulit dan kelamin Yudo Irawan mengungkapkan risiko hipospadia akan meningkat pada bayi prematur, memiliki riwayat hipospadia pada keluarga, ibu hamil berisiko lebih dari 35 tahun, terpapar asap rokok, dan obesitas. Dok Media Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WWD)

Grafis kesehatan organ intim