Lindungi Bayi dari Paparan Covid-19

Lindungi Bayi dari Paparan Covid-19

14 Juli 2021 09:26
SEORANG bayi perempuan berusia 29 hari di Jakarta bernama Beverly Alezha Marlein meninggal dunia setelah terpapar covid-19. Ia lahir dalam kondisi sehat pada 8 Juni 2021, tetapi terpapar covid-19 setelah dikunjungi anggota keluarganya.

Selain Beverly, 17 anggota keluarganya pun ikut tertular covid-19, termasuk kakak dan kakeknya. Penuhnya rumah sakit membuat Beverly tidak bisa dirawat segera.

Dua hari setelah timbulnya gejala, Beverly mengalami infeksi paru dan segera dilarikan ke NICU rumah sakit dengan saturasi oksigen yang sempat berada di angka 30%. Namun, virus sudah telanjur menyebar di paru-paru Beverly hingga akhirnya ia meninggal dunia pada 7 Juli 2021.

Saat ini kasus bayi-bayi yang meninggal dunia setelah terinfeksi covid-19 makin banyak dilaporkan. Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Aman Bhakti Pulungan menyatakan kasus covid-19 pada anak mencetak rekor setelah bertambah 13 ribu anak dalam sepekan lalu dan yang meninggal lebih dari 100 anak. ‘Kita berduka lagi’, cicit Aman dalam akun Twitter-nya, Senin, 12 Juli 2021.

Dalam catatan IDAI, kasus covid-19 pada anak Indonesia yang tertinggi di dunia. Sekitar 30%-50% balita meninggal dunia dari total kematian anak akibat covid-19. Aman mengatakan yang paling banyak meninggal ialah balita atau bayi di bawah lima tahun. Angka kematiannya tinggi karena telat ditangani secara medis.

Banyak rumah sakit tidak memiliki fasilitas perawatan khusus untuk bayi dan anak dengan covid-19. Padahal, anak apalagi dengan komorbiditas dan kondisi infeksi berat membutuhkan layanan fasilitas kesehatan segera agar tidak jatuh pada kondisi berat.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Yunia Wahdiyati, mengiyakan bahwa sumber penularan virus pada bayi dan anak berasal dari klaster keluarga. Ia pun mewanti-wanti para ibu hamil dan melahirkan untuk berhati-hati dalam menjaga bayi dan anaknya pada masa pandemi covid-19 ini. Di wilayahnya, ia mencatat sudah ada 49 kasus bayi terpapar covid-19, balita (0-5) 200 orang, dan 508 anak.

Tanda bahaya
Dokter spesialis anak dari RSCM Nina Dwi Putri menyatakan penularan covid-19 pada bayi baru lahir dapat terjadi saat proses lahiran maupun vertikal dari ibunya. Jika ibu hamil dan positif covid-19, dokter akan melakukan proses lahiran sesuai protokol yang berlaku.

Pascalahir, jika ibu bisa memastikan perawatan bayi dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, ibu bisa langsung merawat bayinya. Ibu bisa memberikan air susu ibu (ASI) yang berisi antibodi alami pada bayi untuk membentuk kekuatan melawan virus. Namun, apabila tidak, perawatan bayi harus diserahkan kepada keluarga lain yang tidak terpapar covid-19. 

Ia membeberkan pada bayi dan anak yang terinfeksi covid-19, sejumlah tanda bahaya yang harus diwaspadai ialah banyak tidur, napas cepat, saturasi oksigen di bawah 95%, muntah, menceret, leher bengkak, dan timbul ruam-ruam.
 
Di usia kurang dari dua bulan, laju napas yang lebih dari 60 kali per menit bisa menjadi tanda bahwa anak mengalami sesak napas yang merupakan salah satu gejala dari covid-19.

“Gejalanya yang dapat terlihat, yaitu hidung kembang kempis, di dada ada cekung an, leher ada cekungan. Ini menandakan bahwa napasnya cepat sekali. Ini menjadi tanda bahaya anak yang sesak napas,” tuturnya dalam webinar edukasi covid-19, Selasa, 13 Juli 2021. Dok Media Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WWD)

Grafis bayi