Efek Samping dengan Satu Ginjal

Efek Samping dengan Satu Ginjal

16 September 2023 09:46
Jakarta: Kenaikan kasus gagal ginjal belakangan ini telah menyebabkan rasa kekhawatiran pada beberapa orang. Gagal ginjal bisa terjadi secara mendadak (“acute”) atau secara bertahap lebih dari tiga bulan bahkan bertahun ('chronis') yang disebut Penyakit Ginjal Kronik (PGK). 

Di Indonesia diperkirakan PGK berkisar 10 persen, artinya satu diantara 10 orang penduduk mengalami PGK. PGK sering tidak bergejala pada awalnya, berlangsung secara senyap (“silent”) tapi progressif dan berakhir pada gagal ginjal tahap akhir (tahap 5). 

Berdasarkan laporan (IRR=Indonesian Renal Registry, tahun 1918) penyebab utama PGK adalah hipertensi (36 persen), diabetes (28 persen), radang ginjal/ glomerulonephritis (GN) (10 persen), infeksi (3 persen) dan penyebab lain misal batu (1 persen), kista (1 persen), asam urat (1 persen), dan lainnya. Dengan demikian, sebenarnya PGK bisa dicegah, dikendalikan (diobati) sehingga tidak sampai gagal ginjal tahap akhir. 

Menurut dr. Tunggul Diapari Situmorang, Sp.PD-KGH, Konsultan Ginjal Hipertensi dari Eka Hospital BSD, tahapan berat ringannya sakit ginjal didasarkan atas tingkat fungsi ginjal (laju filtrasi glomerulus /LFG) dalam satuan mili-liter per menit (ml/m) yang sering dianalogikan sebagai persentasi fungsi ginjal dalam persen (%). 

 
Memangnya, apa sih peran ginjal bagi tubuh?


Ginjal merupakan organ dalam tubuh yang terletak di samping belakang daerah pinggang berbentuk seperti kacang merah dan berfungsi untuk menyaring atau membersihkan zat-zat toksik (beracun) sisa proses metabolisme tubuh (“waste product”) dan zat-zat berbahaya lainnya yang masuk ke dalam tubuh, misalnya keracunan obat dan lain-lain. 

Dua ginjal dalam setiap tubuh manusia, berukuran sebesar kepalan tangan orang tersebut dan masing-masing memiliki peran sama sehingga tubuh dapat menyaring darah kita dari zat-zat berbahaya dengan maksimal setiap harinya.

Setiap hari ginjal menyaring darah hingga 200 liter, hal ini dilakukan agar zat-zat berbahaya tidak menumpuk dan tersebar ke dalam tubuh. 

Sisa-sisa zat tersebut kemudian akan dibuang melalui urine saat buang air kecil. Inilah mengapa menjaga kesehatan ginjal sangat penting karena jika tidak berfungsi dengan baik, tubuh akan berisiko tertumpuk zat-zat toksik yang berbahaya dan berakibat fatal bahkan menyebabkan kematian.

Lalu, bagaimana dengan orang yang hidup dengan hanya satu ginjal? Apakah ada efek samping dari hal ini? Dalam rilis yang diterima Medcom.id, dr. Tunggul menyampaikan pada uji coba dengan tikus yang diangkat satu ginjalnya dan dimonitor, ternyata ginjal yang tinggal tersebut mengalami pembesaran (hypertrophy) sebagai upaya kompensasi. 

Hal yang sama terjadi pada manusia yang dilahirkan dengan hanya satu ginjal atau pada pendonor ginjal, di mana ukuran ginjalnya menjadi relatif lebih besar sebagai upaya kompensasi.

 
Adakah risiko yang dihadapi dengan satu ginjal?


Resiko yang dialami pendonor tentunya saat menjalani operasi sebagaimana pada umumnya, yang tentunya sudah dipersiapkan dengan baik. Dilaporkan memang ada risiko sedikit lebih tinggi kemungkinan terjadinya hipertensi pada pendonor ginjal.

Oleh sebab itu, menjaga kesehatan secara umum dengan pola hidup sehat akan sangat penting pada seseorang yang hanya memiliki satu ginjal.

Namun dr. Tunggul berpesan tidak perlu khawatir karena kebanyakan kasus orang yang hidup dengan satu ginjal menunjukan kualitas hidup yang baik. Risiko-risiko ini hanya bisa terjadi jika upaya dalam menjaga kesehatan ginjal tidak dilakukan dengan baik. Dok.Medcom.id/gaya
(WWD)

Grafis kesehatan ginjal

Bagaimana tanggapan anda mengenai foto ini?

LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif