KEPALA Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan sejumlah negara kini sudah tertarik dengan pengembangan vaksin Merah Putih.
"Sudah ada sinyal dari beberapa negara tetangga yang berminat untuk ikut dalam uji klinis fase tiga dari vaksin Merah Putih," kata Amin Soebandrio, kemarin.
Namun, Amin masih merahasiakan negara yang melirik vaksin hasil pengembangan LBM Eijkman itu. Menurut dia, memang ada rencana vaksin Merah Putih diekspor ke beberapa negara.
Amin menuturkan saat ini vaksin Merah Putih segera memasuki uji praklinis pada hewan mamalia. Uji klinis fase I rencananya dimulai akhir 2021 atau awal 2022.
Tahapan uji klinis fase satu hingga tiga diharap rampung kurang dari delapan bulan sehingga vaksin Merah Putih Eijkman bisa segera mendapat emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat sebelum September 2022.
Normalnya, kata Amin, uji klinis bisa memakan waktu 5-10 tahun. Pada masa pandemi dilakukan upaya selama enam bulan per fase uji klinis. Namun, bukan berarti harus menunggu fase sebelumnya berakhir untuk memulai fase uji klinis berikutnya.
Amin mencontohkan tahapan uji klinis fase kedua bisa dimulai jika uji klinis fase satu sudah terlihat perkembangannya. "Bisa dilakukan secara paralel. Fase satu selesai 50%, kalau hasilnya bagus, fase dua sudah bisa mulai. Fase dua selesai 50%, fase ketiga sudah mulai. Karena itu diperkirakan 8-9 bulan uji klinis fase 1-3," terang Amin.
Vaksin Merah Putih dikembangkan sejumlah lembaga di dalam negeri, antara lain LBM Eijkman, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Airlangga. Dok. Media Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News