Jakarta: Ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut tercoreng oleh insiden kekerasan di lapangan dan dugaan pengaturan pertandingan (match fixing) dalam pertandingan perempat final antara Aceh dan Sulawesi Tengah pada Sabtu, 14 September 2024. Publik sepak bola tanah air menantikan keputusan PSSI terkait kasus ini.
Insiden bermula saat wasit Eko Agus Sugiarto memberikan penalti untuk Aceh pada menit ke-96. Keputusan ini dinilai kontroversial oleh tim Sulawesi Tengah yang menilai tidak ada pelanggaran. Akibatnya, pemain Sulawesi Tengah, Muhammad Rizki, memukul wasit Eko di bagian kepala. Pertandingan pun dihentikan sementara.
Setelah jeda, pertandingan dilanjutkan dan Aceh kembali mendapatkan penalti yang membuat skor imbang 1-1. Tim Sulawesi Tengah akhirnya memutuskan untuk walk out (WO) karena menilai keputusan wasit selama pertandingan berat sebelah. Aceh pun melaju ke babak semifinal.
PSSI langsung membentuk tim investigasi yang diketuai oleh Ali Mukartono, ketua komite banding PSSI, untuk menyelidiki kasus ini. Tim investigasi telah bekerja selama tiga minggu dan memeriksa tujuh perangkat pertandingan, termasuk wasit Eko Agus Sugiarto.
Pemeriksaan terhadap wasit Eko dilakukan untuk mendalami dugaan match fixing, mengingat namanya baru masuk ke perangkat pertandingan di menit-menit akhir jelang pertandingan.
PSSI juga telah memanggil pemain Sulawesi Tengah, Muhammad Rizki Saputra, yang memukul wasit Eko. Hasil investigasi dan sanksi yang akan diberikan akan diumumkan pada sidang yang digelar di GBK Arena Senayan Jakarta pada Rabu, 2 Oktober 2024, sekitar pukul 14.00 WIB.
Sanksi yang mungkin dijatuhkan kepada para pelaku, baik pemain maupun wasit, meliputi teguran, denda, peringatan, skors, larangan memasuki stadion, hingga larangan terlibat dalam aktivitas sepak bola. Selain sanksi disiplin, Ketua Umum PSSI Erick Thohir juga menegaskan bahwa tindakan kekerasan dan pengaturan pertandingan dapat berujung pada konsekuensi hukum.
Kasus ini menjadi sorotan dan mengundang keprihatinan publik. PSSI diharapkan dapat menjatuhkan sanksi yang tegas dan adil untuk menjaga sportivitas dan integritas sepak bola Indonesia. Sumber: Dok. MetroTV Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News