Waspada Infeksi Sepsis: Kenali Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Waspada Infeksi Sepsis: Kenali Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

17 Juni 2023 09:55
Jakarta: Sepsis merupakan salah satu penyakit komplikasi yang jarang terjadi, namun jika seseorang mengidap penyakit ini bisa sangat berbahaya dan dapat mengancam jiwanya. Sepsis dapat terjadi akibat infeksi yang dapat memicu reaksi berantai di seluruh tubuh.

Saat terkena sepsis, penderita harus segera menjalani perawatan. Tujuannya untuk menjaga tekanan darah, kadar oksigen, hidrasi, kadar gula, dan menghindari gagal ginjal akut.

Jika pengobatan tidak tepat waktu, sepsis dapat dengan cepat menyebabkan kerusakan jaringan, membuat tekanan darah turun drastis dan kegagalan organ. Kondisi tersebut tentunya bisa mengakibatkan kematian.

Adapun sepsis dapat terjadi pada Ibu hamil, bayi, anak-anak dan lansia, orang yang mengidap penyakit jangka panjang, orang yang menggunakan alat-alat medis, orang yang mempunyai luka, dan orang yang mempunyai penyakit parah dan sering dirawat di rumah sakit.


Penyebab Sepsis

Dilansir dari alodokter, sepsis dapat terjadi akibat infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit di bagian tubuh mana pun. Namun, sepsis paling sering terjadi akibat infeksi di paru-paru, saluran kemih, aliran darah, kulit, atau saluran pencernaan.

 
Gejala Sepsis

Orang yang menderita sepsis mempunyai beberapa gejala yang bisa muncul seperti demam, hipotermia (suhu tubuh rendah), menggigil, detak jantung meningkat, tekanan darah menurun, napas cepat atau sesak, diare, mual dan muntah, nyeri otot, linglung, hingga turunnya kesadaran.


Cara Mengobati Sepsis

Penyakit sepsis bisa disembuhkan jika dideteksi sedini mungkin. Jika sepsis belum menyebar menyebar ke organ-organ vital, pengidap sepsis dapat pulih sepenuhnya dengan menjalani pengobatan antibiotik di rumah. 

Namun, untuk pengidap sepsis yang sudah parah, harus menjalani penanganan di ruang perawatan intensif atau ICU, agar organ-organ vital dapat ditunjang dengan bantuan peralatan medis selama infeksi ditangani. Dok.Medcom.id/gaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WWD)

Grafis penyakit langka