Proning Bantu Kerja Paru-Paru

Proning Bantu Kerja Paru-Paru

07 Juli 2021 13:07
AWAL Juni 2021, Eko Rahmawanto, 49, menjadi salah satu pasien covid-19 di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. Ia masuk dengan keluhan demam, batuk, sesak napas, dan kehilangan penciuman. 

Selama dua hari di sana, ia merasakan sesak di dadanya tidak juga berkurang. Saat itu saturasi atau kadar oksigen di dalam darahnya di angka 95%, persis di batas aman saturasi normal. Hanya saja, Eko memiliki penyakit bronkitis sebagai komorbid. Saat itu, dokter pun mengajarinya teknik proning untuk membantu meningkatkan kembali saturasi oksigen di dalam tubuh.

“Ternyata tidur telentang itu memanjakan paru-paru yang sudah banyak lendir. Makanya di hari keempat dan seterusnya, akan lebih baik jika tidur tengkurap karena akan membuat lendir-lendir itu turun,” ujar Eko menirukan ucapan sang dokter, saat berbincang dengan Media Indonesia, Selasa, 6 Juli 2021 malam.

Eko yang tadinya biasa tidur telentang pun mengubah posisi menjadi tengkurap dan masih diterapkannya hingga kini sebab menurutnya, tidur tengkurap membuat napasnya lancar dan tidak terengah-engah, bahkan saat joging dan lari.

Pada penyakit covid-19, sesak napas memang menjadi gejala paling khas yang dirasakan penderitanya dan membutuhkan pertolongan oksigen segera, jika saturasi sudah di bawah angka 95%.

Untuk itu, teknik proning merupakan salah satu cara darurat yang bisa diterapkan, terlebih ketika oksigen susah didapat dan rumah sakit penuh dengan pasien seperti saat ini?
 
“Untuk masyarakat atau penderita covid-19 yang mengalami sesak napas dan tidak bisa datang ke RS, salah satu caranya cobalah tidur tegkurap secara berkala. Lakukan 30 menit sampai 60 menit,” ujar dokter spesialis paru dari RSUP Persahabatan Praseno Hadi, Minggu, 4 Juli 2021.
 
Tengkurap, kata Praseno, membuat distribusi oksigen dalam paru menjadi lebih merata dan bisa memperbaiki saturasi oksigen. Apabila pasien tidak sanggup tidur tengkurap, pasien bisa tidur menghadap ke kanan atau ke kiri.
 
Praseno menyatakan teknik proning bisa dilakukan jika ada anggota keluarga yang saturasi oksigennya kurang dari 90%. “Kalau tidak bisa juga menaikkan saturasi oksigen, segera hubungi fasyankes terdekat,” cetusnya.

Gerakan sujud
Namun, menurut pengalaman Eko, proning nyaman dilakukan ketika saturasi oksigennya di atas 90%. Selain tengkurap dan miring, Eko juga memperbanyak proning dengan cara bersujud seperti gerakan dalam salat.

“Saya sehari bisa 5-10 kali proning sujud dengan durasi 5-10 menit. Itu paling penting. Saat sujud, buang lendir dengan batuk sekeras-kerasnya,” bebernya.

Dokter Sagiran, SpB(K), MKes yang juga penulis buku mengungkapkan, proning position atau dikenal juga dengan chest physiotherapy memang serupa dengan gerakan sujud dalam salat.

Ia menjelaskan, virus Sars-Cov-2 penyebab covid-19 membuat paruparu tenggelam berisikan cairan atau lendir yang sangat pekat. Dengan memperlama kita melakukan sujud, ujarnya, posisi terbesar bagian paru akan di atas dan mengalirkan cairan kental (lendir) itu keluar.

“Sehingga kita bisa batuk, berdahak, dan paru-paru selamat dari serangan covid-19,” ucapnya dalam kanal Youtube Dr Sagiran Official. Dok Media Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WWD)

Grafis Virus Korona