Jakarta: Tentara Nasional Indonesia (TNI) memasuki usia ke-79. Sejumlah tantangan telah dilalui begitu pula dengan prestasinya. Indeks penilaian militer kita ternyata termasuk 15 besar dunia dan teratas se ASEAN.
TNI AU memiliki 447 pesawat tempur, terdiri dari 41 fighter dan 37 attack helicopters. Sementara TNI AL memiliki 333 aset, delapan kapal perang jenis fregates, 25 jenis corvettes, dan empat kapal selam. TNI AD berkekuatan 314 tank, 11.604 kendaraan tempur, 53 self-propelled artillery, 414 tower artillery, dan 62 rocket projetors.
Hingga akhir 2019 Indonesia telah berpartisipasi di 25 misi perdamaian PBB, di antaranya UNIFIL di Lebanon, UNAMID di Darfur, MINURSO di Maroko, UNISFA di Abyei, Sudan, Misi Monusco di Kongo, MINUSCA di Sudan, UNMISS di Sudan Selatan, dan UNISMA di Mali.
Prajurit TNI di Lebanon dalam misi UNIFIL total pasukan sebanyak 1.232 orant. Indonesia menjadi salah satu kontributor terbesar di dunia. Pemerintah senditi tidak akan menarik pasukannya dari Lebanon.
Sementara tantangan yang akan dihadapi oleh TNI adalah ancaman siber. Menurut sumber dari Pusat Analisis Keparlemenan badan Keahlian Setjen DPR RI, ada sejumlah tantangan yang dihadapi di antaranya ancaman asimetris, ancaman serangan di sektor perbankan dan finansial, pelumphan fasilitas telekomunikasi, energi, dan trasportasi, termasuk sektor administrasi pemerintahan.
Dengan adanya ancaman pertahanan siber, Presiden Jokowi memerintahkan Menko Polhukam yang juga mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto untuk segera membentuk matra baru, yaitu Matra Siber.
Sumber: Global Firepower (GFP)/Indonesia Baik/Redaksi Metro TV/Pusat Analisis Keparlemenan badan Keahlian Setjen DPR RI Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News