PADA Minggu, 20 Juni 2021, sebanyak 5.582 kasus positif covid-19 baru terdeteksi di Jakarta. Dari jumlah tersebut, 665 kasus covid-19 dialami anak berusia 5-18 tahun dan 224 kasus pada bayi dan anak berusia kurang dari 5 tahun.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menduga masifnya jumlah pasien anak yang terpapar covid-19 sebagai akibat mutasi virus korona baru yang mudah menular. “Saya berharap kepada keluarga di Jakarta lebih berhati hati. Usahakan di rumah saja,” kata Anies, seusai apel peringatan HUT ke-494 Jakarta, Selasa, 22 Juni 2021.
Melonjaknya kasus covid-19 anak mematahkan anggapan sebelumnya bahwa anak lebih kebal covid-19 karena sistem imunnya dianggap kuat. Anak yang terpapar covid19 tetap berisiko meng alami gejala berat seperti orang dewasa. Meskipun sembuh, anak juga bisa mengalami long covid-19 atau gejala sisa akibat covid-19.
Kekhawatiran itu diutarakan Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Dr dr Aman Bhakti Pulungan, SpA, (K), FAAP, FRCPI (Hon). “Saya khawatir #LongCovid pada anak,” tulisnya di akun Twitter-nya, Selasa.
Dengan masifnya kasus covid-19 yang menulari kelompok ini, Aman memperkirakan akan banyak kasus long covid pada anak empat bulan ke depan. “4-8 bulan lagi (akan) ada anak dengan keluhan insomnia, fatigue, sakit otot dan sendi, sesak, sulit konsentrasi, dan lain-lain,” ucap Executive Director International Pediatric Association (IPA) itu.
Secara nasional, ia menyebutkan bahwa dalam satu pekan terakhir ada penambahan kasus covid-19 pada anak di Indonesia mencapai 5.500 kasus dan 13 anak meninggal dunia.
Di Indonesia, sebanyak 12,5% yang terinfeksi covid-19 adalah anak berusia 0-18 tahun. Angka kematian anak akibat covid-19 di Indonesia pun sudah menjadi yang tertinggi di dunia, yaitu 3%-5%. Ironisnya, menurut Prof Aman, angka tersebut juga tidak mencerminkan data sebenarnya akibat minimnya pendataan, testing, dan pelacakan kontak yang jauh dari standar rekomendasi IDAI.
Ubah struktur otak
Penderita long covid-19, kata jubir Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, secara umum akan sembuh 2-6 pekan. Tapi, untuk beberapa orang gejala-gejalanya akan terus dirasakan beberapa pekan setelah dinyatakan pulih.
“Hal ini juga bisa dialami mereka yang menderita gejala ringan, berusia muda, atau anak-anak dan yang tidak punya komorbid,” kata Wiku, beberapa waktu lalu.
Penyintas covid-19 dari kluster keluarga bernama Mega Putri mengakui, ia bersama suami dan kedua anaknya masih mengalami gejala sisa tersebut. “Anak saya, kakinya merah-merah seperti digigit nyamuk padahal gejala long covid. Mirip-mirip, cuma semuanya langsung hilang rasa, hilang bau,” ujarnya dalam diskusi live IG @kawalcovid19.id dengan tema Covid dan long covid pada anak, belum lama ini.
Ia yang kini masih trauma dan menyadari dirinya bisa terinfeksi kembali, bertekad tidak menganggap remeh covid-19 karena harga yang ditimbulkan akibatnya sangatlah mahal. Apalagi, penelitian terbaru menemukan bahwa covid-19 bisa mengakibatkan struktur otak berubah pada penderita bergejala ringan sekali pun.
“Selain gangguan pengecapan dan penciuman, area pada otak yang menyusut tersebut juga bertanggung jawab dalam memori dan emosi,” ujar dokter Adam Prabata, merujuk riset di Inggris yang telah diterbitkan dalam jurnal MedRxiv. Dok Media Indonesia Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News