Pengertian Bullying
Melansir laman UNICEF, bullying diartikan sebagai pola perilaku yang disengaja untuk menyakiti secara fisik maupun emosional, terjadi secara berulang-ulang, dan terjadi karena adanya perbedaan kekuasaan.
Bullying menimbulkan dampak yang sangat buruk, terutama bagi pihak korban. Bukan hanya secara fisik, bullying yang terus dilakukan dapat membuat korban mengalami masalah kesehatan emosional atau mental, seperti depresi, kecemasan, dan lainnya.
Tanda-Tanda Bullying pada Anak
Dilansir dari Health Hive, penelitian menunjukkan setidaknya satu dari setiap lima anak berusia di atas 12 tahun mengaku menjadi korban perundungan di sekolah. Mereka menerima perilaku agresif dan tidak diinginkan yang berusaha mengendalikan atau menyakiti seseorang.
Tentunya tidak ada orang tua yang menginginkan hal buruk ini terjadi pada anak. Sayangnya, tidak semua anak berani atau menceritakan hal buruk yang dialaminya sehingga orang tua kerap kesulitan mengetahui apa yang dialami sang anak.
Maka, penting bagi orang tua untuk mengetahui tanda-tanda bullying pada anak.
Menurut UNICEF berikut ini tanda-tanda anak jadi korban bullying:
- Tanda fisik seperti memar, cakaran, patah tulang, dan luka yang belum sembuh tanpa sebab yang jelas
- Takut pergi ke sekolah atau mengikuti acara sekolah
- Menjadi cemas, gugup atau sangat waspada
- Memiliki sedikit teman di sekolah atau di luar sekolah
- Kehilangan teman secara tiba-tiba atau menghindari situasi sosial
- Pakaian, barang elektronik atau barang pribadi lainnya hilang atau hancur
- Sering meminta uang
- Prestasi akademis yang rendah
- Absensi, atau menelepon dari sekolah meminta pulang
- Mencoba untuk tetap dekat dengan orang dewasa
- Tidak bisa tidur nyenyak dan mungkin mengalami mimpi buruk
- Mengeluh sakit kepala, sakit perut atau penyakit fisik lainnya