Wisma Atlet Belum Aman

Wisma Atlet Belum Aman

06 Juli 2021 09:27
KOLONEL Marinir Aris Mudian belum bisa tersenyum. Padahal, selama tiga hari terakhir, jumlah pasien covid19 di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran terus menurun. Kemarin, misalnya, ada pengurangan hingga 167 pasien dari jumlah pasien hari sebelumnya.

“Dari 6.429 menjadi 6.253 pasien,” ujar Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I yang juga juru bicara Wisma Atlet itu, Senin, 5 Juli 2021.

Hari sebelumnya, aku dia, juga terjadi pengurangan yang signifikan, yakni 433 orang dari hari sebelumnya. Sementara itu, pada Sabtu, 3 Juli 2021, ada pengurangan jumlah pasien sebanyak 128 orang.

Namun, Aris mengaku, jumlah pasien sebanyak 6.253 orang membuat tingkat keterisian tempat tidur di Wisma Atlet yang menyediakan 7.937 tempat tidur itu masih mencapai 78,7%. “Masih lampu merah,” tegasnya.

Sampai Senin, Wisma Atlet yang dioperasikan sebagai tempat isolasi sejak 23 Maret 2020 sudah merawat 108.095 orang. Dari jumlah itu, 101.842 pasien sudah keluar, terdiri dari pasien sembuh, dirujuk, dan meninggal dunia.

Saat ini pasien dirawat di empat tower, yakni tower 4, 5, 6, dan 7. Pasien yang dirawat khusus yang bergejala ringan. Sementara itu, pasien tanpa gejala sudah diarahkan untuk isolasi di Rumah Susun Nagrak.

Belasan rumah sakit
Kota terbesar kedua di Tanah Air, Surabaya, Jawa Timur, juga sangat kerepotan dengan lonjakan kasus covid-19. Senin, belasan rumah sakit menyatakan instalasi gawat darurat untuk pasien covid-19 dan non-covid19 ditutup sementara.

“IGD penuh dan ruang perawatan penuh. Kami tidak akan menerima pasien sampai tiga hari ke depan,” ujar juru bicara Rumah Sakit Islam Jemursari, Aditya Bhayusakti.

Pernyataan yang sama juga dilontarkan Kepala IGD RS Adi Husada, Kapasari, Partono. “Ruang perawatan dan ruang ICU pasien covid-19 sudah penuh.”

Ketua Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia-Jawa Timur, Dodo Andono, mengakui kondisi itu. “Penutupan merupakan kebijakan manajemen rumah sakit masing-masing. Tidak ada instruksi dari Persi Jatim,” tegasnya.

Menurut dia, dalam sepekan terakhir, pasien datang terus-terusan. “Seperti digerojok air hujan.”
 
Setali tiga uang, rumah sakit rujukan di Daerah Istimewa Yogyakarta tidak berhenti menerima pasien covid-19. Dari 1.231 tempat tidur pasien covid-19, sudah terisi hingga 92,36% atau 1.137 unit. Sementara itu, ICU covid-19 dari 140 tempat tidur sudah terisi 93 unit.

“Saya usulkan, gedung-gedung milik pemerintah dialihfungsikan sebagai RS Lapangan Covid-19. Rumah sakit rujukan sudah penuh, dokter dan tenaga kesehatan lain juga sudah kelelahan jika tidak ada tambahan,” ujar Wakil Ketua Komisi A DPRD DIY, Suwardi.

Tidak hanya di Pulau Jawa, kesulitan tempat perawatan juga dialami Rumah Sakit Umum Daerah Komodo, di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Senin,  mereka masih merawat 20 pasien covid-19 yang membuat ruang isolasi penuh.

“Dalam beberapa hari ke depan, kami akan menerima rujukan 20 pasien lagi. Kami masih kekurangan sarana dan prasarana untuk bisa merawat pasien baru,” ujar Direktur RSUD Komodo, Melinda Gampar. Dok Media Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WWD)

Grafis Virus Korona