Obat Covid-19 Harus Tepat Sasaran

Obat Covid-19 Harus Tepat Sasaran

17 Juli 2021 10:45
PADA Kamis, 15 Juli 2021, Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintah akan memberikan 300 ribu paket obat dan vitamin gratis untuk warga terpapar oleh covid-19 di Jawa-Bali yang menjalani isolasi mandiri di rumah.

Saat memberikan obat covid19 dan sembako kepada warga di Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis, 15 Juli 2021 malam, Presiden berharap berbagai bantuan dari pemerintah bisa membantu masyarakat yang terdampak oleh pandemi covid-19. “Masyarakat bisa lebih tenang dalam menghadapi pandemi ini,” ujarnya. 

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengapresiasi kebijakan pembagian obat covid-19 gratis tersebut, tetapi dengan catatan. Menurut Rerie, demikian ia biasa disapa, pembagian obat dan vitamin covid-19 gratis perlu dibarengi dengan pengawasan yang ketat dan berlapis sampai ke desa agar tidak diselewengkan.

Pasalnya, situasi kelangkaan obat di tengah meningginya permintaan saat ini membuat celah penyelewengan itu terbuka lebar. Politikus Partai NasDem itu mengingatkan permintaan yang tinggi itu bisa menggoda para petugas di lapangan untuk mengubah paket gratis tersebut menjadi berbayar atau mengalihkan obat gratis untuk dijual melalui toko-toko obat.

Untuk itu, anggota DPR dari daerah pemilihan Jateng II itu mengingatkan pentingnya data yang lengkap dan akurat mengenai pasien isoman secara nasional, dari provinsi, kabupaten/kota, hingga desa.

Dalam rangka mengamankan stok obat covid-19 yang akan dibagikan itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kepala BNPB Letjen Ganip Warsito meninjau dan mengecek gudang obat di Kodim 0618, Bandung, Jawa Barat, Jumat, 16 Juli 2021.
 
Panglima TNI mengatakan obat yang keluar nanti harus berdasarkan permintaan dari koramil serta harus jelas pencatatannya. “Puskesmas harus mempunyai database,” katanya.
 
Ketua DPP Partai NasDem Martin Manurung yang juga Wakil Ketua Komisi VI DPR RI mengatakan distribusi obat covid-19 gratis kepada warga di zona merah merupakan hasil rapat DPR dengan BUMN farmasi pada Rabu, 7 Juli 2021.

Kebutuhan oksigen
Berdasarkan data Satgas Covid-19 yang dirilis 16 Juli 2021, kasus aktif covid-19 di Indonesia kini sebanyak 504.915 orang. Mereka ialah pasien positif covid-19 yang masih menjalani perawatan di rumah sakit, isolasi terpusat, serta isoman. Selain itu, pemerintah mencatat ada 226.551 orang yang berstatus suspek.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan lonjakan kasus covid-19 membuat kebutuhan oksigen medis naik lima kali lipat dari 400 ton/hari menjadi 2.000 ton/hari. Pemerintah terus mencari terobosan untuk memenuhinya.

“Sekarang, ada sekitar 250 ton tambahan yang datang dari industri dalam negeri,” ujar Budi seusai mengikuti rapat terbatas, Jumat.

Selain itu, Kementerian Kesehatan tengah melakukan pengadaan 30 ribu oksigen konsentrator berkapasitas 10 liter per menit yang bisa dipasang di rumah, untuk menyuplai kebutuhan 600 ton oksigen.

Presiden Direktur PT Aneka Gas Industri Rachmat Harsono mengaku pihaknya telah mengonversi hampir 90% oksigen industri menjadi oksigen medis. Selain perusahaannya, ujar Rachmat, Indonesia memiliki empat produsen oksigen lain. “Kalau kita all out, menurut saya masih cukup,” katanya. Dok Media Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WWD)

Grafis obat korona