PENYANDANG disabilitas jadi perhatian pemerintah. Dalam sepekan ini, telah disiapkan 450 ribu vaksin Sinopharm untuk mereka. “Pemerintah akan memberikan vaksin itu untuk 225 ribu warga penyandang disabilitas di Jawa dan Bali,” papar Staf Khusus Presiden Bidang Sosial Angkie Yudistia, Senin, 2 Agustus 2021.
Vaksin, lanjut dia, merupakan hibah dari pemerintah Unit Emirat Arab. “Presiden Joko Widodo meminta seluruh vaksin itu diberikan kepada penyandang disabilitas, terutama di daerah berisiko tinggi.”
Angkie mengaku telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan kementerian serta lembaga lainnya. Pemerintah daerah juga dilibatkan guna mempercepat pelaksanaannya.
Selain itu, dia juga melibatkan 98 komunitas disabilitas, demi memastikan vaksin yang diberikan tepat sasaran. “Kami berharap ini bisa berjalan pada AgustusOktober. Dalam tiga bulan itu, dosis pertama dan kedua sudah disuntikkan.”
Perempuan 34 tahun itu mengaku senang karena warga disabilitas memiliki kesempatan yang sama dengan masyarakat lainnya. Disabilitas ialah kelompok yang rawan terpapar virus sehingga harus ada upaya ekstra untuk bisa melindungi mereka.
Sementara itu, Menteri Sosial Tri Rismaharini menyatakan ada sekitar 28 juta masyarakat di Tanah Air yang memiliki kebutuhan khusus. Dari jumlah itu, sebanyak 540 ribu masuk kategori miskin dan berisiko tidak memperoleh akses terhadap vaksin covid-19.
Tenaga kesehatan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan pemberian vaksin dosis ketiga atau booster hanya diperbolehkan bagi tenaga kesehatan. Mereka diutamakan lantaran merupakan kelompok yang sangat rawan terpapar virus covid-19.
“Saya pastikan vaksinasi dosis ketiga, booster dengan vaksin Moderna, hanya akan kita berikan kepada tenaga kesehatan,” tegasnya.
Pemberian dosis ketiga dibatasi karena jumlah ketersediaan vaksin di Tanah Air sangat terbatas. Sementara itu, masih banyak masyarakat yang hingga kini belum memperoleh vaksin dosis pertama.
Kementerian Kesehatan mencatat baru 70 juta penduduk yang sudah menerima vaksin dari target yang ditetapkan pemerintah sebanyak 208 juta jiwa. Masih ada 140 juta penduduk yang belum mendapat akses vaksin. Ia pun meminta masyarakat yang sudah menerima suntikan dosis pertama dan kedua untuk tidak serakah dan mengejar suntikan dosis ketiga.
“Tolong, masih banyak yang belum mendapat vaksin. Ada 140 juta yang belum mendapat dosis pertama. Kita beri kesempatan kepada mereka. Saya tahu banyak yang mau dapat booster ketiga, tapi vaksin kita jumlahnya sangat terbatas. Tahun depan kalau jumlahnya sudah cukup, kita bisa bebas melakukan apa pun,” tandas Budi.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menambahkan, jumlah tenaga kesehatan maupun tenaga pendukung kesehatan yang telah mendapatkan dosis pertama dan kedua jumlahnya sekitar 1,5 juta orang. “Booster hanya diperuntukkan mereka.” Dok Media Indonesia Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News