Wacana Dokter Impor di Tengah Pandemi
Wacana Dokter Impor di Tengah Pandemi

Wacana Dokter Impor di Tengah Pandemi

04 Februari 2021 08:06
Jakarta: Di tengah situasi pandemi covid-19 yang melanda Tanah Air dan telah menelan ribuan korban, di antaranya lebih dari 250 dokter gugur, tiba-tiba mencuat wacana untuk mengimpor dokter asing masuk ke Indonesia sekaligus membangun rumah sakit (RS) dengan investasi asing. 

Bukan hanya itu, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi juga menyatakan pemerintah sedang mengkaji rencana pembangunan industri wisata medis (medical tourism) di Indonesia. 

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, perlu adanya dukungan dari pemerintah melalui promosi masif serta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya, seperti membangun rumah sakit internasional hingga mendatangkan dokter spesialis dari luar negeri sehingga kualitas dan tarif layanan medis Indonesia bisa sebanding dengan negara-negara yang lebih dulu melakukan hal itu.

"Saya ingin rumah sakit berstandar internasional seperti John Hopkins yang berada di Amerika Serikat, ada cabangnya di Indonesia. Maka dari itu, saya meminta kepada BKPM untuk dapat mencari investor potensial guna membangun rumah sakit berkelas internasional di Jakarta, Bali, dan Medan," katanya dalam unggahan di akun Instagram pribadinya beberapa waktu yang lalu.
 
Luhut mengatakan pemerintah juga akan mempertimbangkan izin untuk dokter asing, namun harus sesuai kebutuhan. Dokter asing nantinya tidak hanya sekadar datang, tetapi berkolaborasi dengan para dokter dan tenaga medis lokal sehingga nantinya rumah sakit menjadi 'teaching hospital' dan mereka harus diasistensi selalu oleh dokter-dokter spesialis dari Indonesia.

"Saya juga mengusulkan kepada K/L terkait untuk mengkaji peraturan yang memungkinkan dokter asing bekerja di Indonesia dengan mempertimbangkan komposisi dan durasi izin bekerja, serta nilai tambahnya," katanya.

Ia berharap momentum krisis pandemi bisa betul-betul dimanfaatkan untuk membenahi infrastruktur, fasilitas penunjang, serta regulasi layanan kesehatan di Indonesia agar bisa lebih baik lagi dengan menciptakan perencanaan yang bagus dan terpadu untuk industri wisata medis dalam negeri.

Luhut mengatakan rencana pengembangan wisata medis dilakukan lantaran berdasarkan analisa PwC pada 2015, Indonesia merupakan negara asal wisatawan medis dengan jumlah 600.000 orang, terbesar di dunia mengalahkan Amerika Serikat dengan 500.000 orang wisatawan medis di tahun yang sama.

Warga Indonesia memilih perawatan medis ke luar negeri dengan alasan kurang mempunyai layanan medis domestik untuk menyembuhkan penyakit-penyakit khusus.

Pertimbangan lainnya, yakni fakta bahwa rata-rata pengeluaran wisatawan medis sebesar 3.000 dolar AS hingga 10.000 dolar AS per orang. Di sisi lain, jumlah wisata medis secara global juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Ada pula pengalaman dari seorang dokter mata mengenai pasien yang biasa berobat ke Singapura sekarang berobat ke Indonesia karena mereka kurang nyaman dengan adanya karantina.

"Melihat fakta-fakta di atas, saya kira pengembangan wisata medis di Indonesia menjadi sangat realistis, dan saya rasa perlu kita bangun 'distrust' tentang pengalaman berobat di luar negeri guna menumbuhkan rasa percaya wisatawan medis Indonesia, dan yang paling penting bagi saya adalah lewat industri wisata medis ini, kita mampu melakukan diversifikasi ekonomi, menarik investasi luar negeri, penyediaan lapangan pekerjaan, pembangunan industri layanan kesehatan di Indonesia, serta menahan laju layanan kesehatan serta devisa kita agar tidak mengalir ke negara-negara yang lebih sejahtera," katanya. Dok.MI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

Grafis Virus Korona dokter dan kesehatan covid-19