INDONESIA perlu belajar dari kondisi India yang mengalami tsunami Covid-19. Penyebaran varian baru Covid-19 akibat mutasi serta longgarnya mobilitas dalam masyarakat perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan lonjakan kasus positif baru hingga 40%. Terlebih lagi dengan semakin dekatnya momen Lebaran yang kerap dimanfaatkan masyarakat untuk saling berkunjung ataupun mudik meskipun dilarang.
“Rata-rata lonjakan kasus tanpa adanya varian baru saya amati bisa 10%-20%. Apalagi dengan adanya varian baru yang lebih cepat menyebar, bisa sampai 2 kali lipatnya, bisa sampai 40%,” kata ahli epidemiologi Griffith University Dicky Budiman.
Dicky mengingatkan bahwa kasus covid-19 layaknya fenomena gunung es. Di permukaan memang terlihat baik-baik saja, tapi setelah diselami banyak permasalahan dan akhirnya membuat kasus covid-19 bisa meledak kapan saja. “India juga awalnya begitu, aman-aman saja. Jadi jangan anggap Indonesia ini aman, enggak,” tegasnya.
Untuk itu, ia meminta kepada pemerintah dan masyarakat untuk melakukan langkah proaktif dalam mencegah ledakan kasus covid-19. “Pemerintah harus benar-benar menguatkan aspek 3T dan rakyat juga harus proaktif.”
Berdasarkan data Satgas Covid-19, didapatkan bahwa kasus kematian akibat covid19 pekan ini naik sebesar 29,2% jika dibandingkan dengan pekan lalu. Adapun terdapat sejumlah wilayah yang tercatat memiliki kasus kematian tertinggi, yakni Jawa Barat naik 2.386 kasus, Bangka Belitung naik 622 kasus, Riau naik 351 kasus, Kepulauan Riau naik 239 kasus, dan Kalimantan Utara naik 208 kasus.
Melihat peningkatan persentase kematian tersebut, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengimbau kepada pemerintah daerah yang memiliki angka kematian tinggi untuk melakukan evaluasi. Dok. Media Indonesia Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News