Aceh: Warga di kawasan Provinsi Aceh kini semakin resah. Pasalnya belum pulih dari kenaikan harga beras yang luar biasa, kini dihantui lagi oleh meroketnya harga gula pasir.
Bahan pemanis masakan dan minuman itu, ternyata kini harganya tidak semanis rasanya. Berkedok manis rasanya, namun sunggu pahit harganya.
Padahal kondisi perekonomian di wilayah paling ujung barat Indonesia tersebut sekarang sedang tidak baik-baik saja. Belum lagi untuk mencari lapangan kerja yang kian sulit dan semakin langka.
Amatan Media Indonesia di Pasar Keude Neulop Reubee, Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh pada Minggu, 22 Oktober 2023 misalnya, harga gula pasir sudah mencapai Rp17.000/kg (kilogram). Harga tersebut lebih mahal dari bulan lalu Rp15.000/kg.
Khairun Rasyid, pedagang bahan pokok di Pasar Neulop Reubee, mengatakan kenaikan itu yang kedua kali dalam sebulan terakhir. Sekitar sepekan lalu kenaikan harga hanya menjadi Rp16.000 dari bulan lalu Rp15.000/kg.
"Akhir bulan lalu harganya masih Rp15.000/kg, lalu naik menjadi Rp16.000/kg. Kemudian dari pekan lalu masih Rp16.000/kg, kini naik lagi menjadi Rp17.000/kg," kata Khairun Rasyid.
Dikatakan Khairun, gara-gara kenaikan gula pasir yang luar biasa ini, pihaknya jadi serba salah dan berada pada posisi sulit. Apalagi antara kenaikan pada tahap pertama dan kali kedua itu dalam tenggat waktu sangat singkat.
"Baru dua pekan terjadi kenaikan, kemudian naik lagi kali kedua. Jadi kalau sebulan lalu modal sekitar Rp650.000/sak, lalu naik menjadi Rp700.000/sak. Belum lama setelahnya meningkat lagi berkisar Rp775.000/kg," tutur pedagang lainnya.
Catatan Media Indonesia, kenaikan harga gula mencapai Rp17.000/kg di Provinsi berjulukan Serambi Mekkah itu merupakan yang termahal sejak sepuluh terakhir. Ironisnya lagi meroketnya harga gula kali ini menjelang tahun politik 2024 atau ditengah memanasnya isu politik Pilpres dan Pemilu Legislatif yang akan dihadapi tahun depan. MI/Amiruddin Abdullah Reubee Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News