Musim Maulid Harga Ayam Kampung di Aceh Meroket

Aceh: Permintaan ayam kampung sejak hampir dua bulan terakhir di Aceh sangat tinggi dibandingkan hari-hari biasanya. Pasalnya di provinsi yang memberlakukan Syariat Islam itu sekarang sedang berlangsung musim kenduri Maulid Nani dari 12 Rabiul Awal 1445 H hingga seratus hari ke depan.

Karena tingginya permintaan harga ayam kampung pun semakin mahal. Apalagi hewan unggas tersebut hasil piaraan warga yang proses budidaya nerkusir satu hingga dua tahun baru layak disembelih.

Amatan Media Indonesia, di pusat pasar ayam kampung Keunire, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Aceh, Rabu, 1 November 2023 misalnya, harga ayam kampung (ayam lokal) ukuran besar (ayam jantan) yang sebelumnya berkisar Rp150.000 hingga Rp160.000 per ekor, sejak sebulan terakhir naik menjadi Rp200.000 hingga Rp230.000 per ekor.

Lalu harga ayam kampung ukuran sedang yang biasanya Rp50.000 hingga Rp60.000 per ekor, kini naik menjadi Rp70.000 hingga Rp80.000 per ekor. Kemudian untuk harga ayam kampung ukuran kecil (ukuran potong empat untuk warung nasi) dari biasanya Rp35.000 hingga Rp40.000 per ekor, sekarang melambung menjadi Rp45.000 hingga Rp50.000 per ekor.

Masykur, pedagang ayam kampung di pusat pasar Keunire, Pidie, mengatakan, tingginya harga itu setelah permintaan konsumen semakin meningkat. Itu karena sekarang sedang musim kenduri memperingati maulid Nabi Muhammah SAW.

"Permintaan pasar tinggi, modal yang harus dikeluarkan juga lebih besar dari biasanya. Jadi harga jual juga lebih tinggi dari biasanya yaitu harus menyesuaikan dengan belanja modal," tutur Usman, pedagang ayam kampung lainnya.

Dikatakan Usman hingga dua bulan ke depan harga ayam kampung di Aceh masih berpotensi tinggi. Apalagi hingga dua bulan ke depan perayaan kenduri maulid semakin ramai dilakukan masyarakat di bumi berjulukan Serambi Mekkah.

Catatan Media Indonesia, tradisi kenduri nasi dalam rangka memperingati Maulid Nabi di Aceh tergolong cukup lama. Yakni mulai tanggal 12 Rabiul Awal hingga pertengahan Jumadil Awal (100 hari).

Acara yang diwarnai syiar dan syair religi itu di gelar di berbagai tempat dan beragam cara. Antara lain yaitu di surau kampung, pesantren, Sekolah, perkantoran pemerintah, Masjid dan tempat-tempat komunitas umum lainnya. MI/Amiruddin Abdullah Reubee


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News