Aceh: Setelah berlalu fenomena alam El Nino yang berakibat cuaca panas hingga kekeringan luar biasa, kini di kondisi kawasan Provinsi Aceh itu langsung di sambut awal musim penghujan. Gayung bersambut peralihan musim itu sudah berlangsung sekitar tiga pekan terakhir.
Perubahan fenomena alam itu telah terganggu proses produksi lahan pertanian dan tanaman pangan. Lebih parah lagi hal itu telah mempengaruhi hasil panen yang bermuara terhadap kenaikan harga.
Kondisi tidak bersahabat ini juga ikut menyumbang tidak stabil harga berbagai jenis sayuran. Diantara bahan dapur yang ikut terpengaruh harga itu adalah cabai merah.
Amatan Media Indonesia, Selasa, 24 Oktober 2023 di Pusat Pasar Sayur Pante Teungoh, Kota Sigli, Ibukota Kabupaten Pidie, Aceh, misalnya, harga cabai merah kwalitas bagus Rp30.000/kg. Harga tersebut lebih mahal dari tiga hari lalu yaitu Rp22.000/kg. Lalu harga cabai merah kwalitas sedang, dari sebelumnya Rp20.000/kg, kini naik menjadi Rp28.000/kg.
Fadli, pedagang cabai merah eceran di Pusat Pasar Sayur Pante Teungoh, Kota Sigli, Pide, mengatakan, baiknya harga bahan bumbu pemeras masakan itu karena stok barang pada pedagan menipis. Hal itu ditenggarai akibat
pasosakan barang dari perani menurun.
"Pasokan berkurang, modal kami semakin tinggi. Jadi harus menjual sesuai modal," tutur Fadli.
Dikatakan Fadli, kenaikan harga cabai merah diperkirakan terus akan terjadi. Pasalnya hingga dua bulan ke depan permintaan cabai di Aceh terus meningkat.
Itu berkaitan dengan musim kenduri tradisi memperingati maulid setiap desa di Aceh biasanya berlangsung hingga 100 hari (3 bulan 10 hari) yang berawal pada 12 Rabiul Awal. Tradisi mewarnai syiar Islam itu identik dengan kenduri maulid yang dilaksanakan setiap desa, lembaga pemerintah, swasta, komunitas, sekolah atau tempat pendidikan dan setiap desa di 23 kabupaten/kota di bumi berjulukan Serambi Mekkah itu. MI/Amiruddin Abdullah Reubee
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News