Spesialis Tata Kelola Pembangkit Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang PLN Indonesia Power (IP) Iwan Setiono mengatakan, pada awalnya PLTP Kamojang hanya memiliki satu unit pembangkit dengan kapasitas sebesar 30 megawatt (MW).
Lima tahun berselang, tepatnya pada 1987, PLTP Kamojang mengoperasikan unit 2 dan unit 3 yang masing-masing memiliki kapasitas sebesar 55 MW. Sehingga, total kapasitas terpasang PLTP Kamojang saat ini sebesar 140 MW.
"PLTP Kamojang ini adalah PLTP pertama yang ada di Indonesia yang beroperasi sejak 1982," ucap Iwan dalam kunjungan media di PLTP Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu, 4 September 2024.
PLTP Kamojang yang memiliki kapasitas daya mencapai 140 MW terintegrasi bersama dengan PLTP Darajat yang berada di Kabupaten Garut dan PLTP Gunung Salak yang terletak di Kabupaten Bogor. PLTP Darajat dan PLTP Gunung Salak masing-masing memiliki total kapasitas terpasang sebesar 55 MW dan 180 MW.
Sehingga, total kapasitas dalam PLTP Kamojang Power Generation O&M Services Unit (POMU) mencapai sebesar 375 MW. Dengan empat unit PLTP dari PLTP Darajat (satu unit) dan PLTP Gunung Salak (tiga unit), PLTP Kamojang POMU kini mengelola total tujuh unit PLTP.
Ciptakan keandalan listrik
PLTP Kamojang diklaim sebagai salah satu andalan kelistrikan nasional yang dimiliki PT PLN (Persero). Melalui PT PLN Indonesia Power (PLN IP), operasi dan pemeliharaan PLTP Kamojang terus dilakukan untuk memastikan keandalan listrik bagi kepentingan pembangunan masyarakat dan bangsa.
Senior Officer Engineering Panas Bumi Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang PLN IP Tutun Abdurahman menambahkan, PLTP Kamojang di tingkat nasional berkontribusi sebanyak 24 persen untuk energi panas bumi. Sedangkan di tingkat dunia, PLTP Kamojang memberikan kontribusi sebesar 3,6 persen.
Adapun, Capacity Factor (CF) yang bisa ditampung PLTP Kamojang tercatat sebesar 84 CF. Capacity Factor (CF) merupakan faktor kapasitas, perbandingan antara kapasitas rata-rata dalam megawatt produksi selama periode tertentu terhadap kapasitas terpasang.
Menurut Tutun, besaran CF yang bisa ditampung PLTP Kamojang itu berada di atas kapasitas faktor geotermal dunia yang rata-rata hanya mencapai 80 CF.
"Kalau geotermal di dunia itu sekitar 80 CF. Kami sampai tahun 2023 kemarin CF kami itu masih bisa mencapai 84, meskipun unit kami sudah tua," beber dia.
Hasilkan hidrogen hijau
Selain menghasilkan energi listrik, PLTP Kamojang juga memiliki Green Hydrogen Plant (GHP) yang dapat menghasilkan hidrogen hijau. Dalam hal ini PLTP Kamojang menjadi pemasok hidrogen hijau untuk Refueling Station (HRS) yang terletak di Senayan, Jakarta.
Hidrogen hijau dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif ramah lingkungan pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM). PLTP Kamojang ini dalam kapasitasnya mampu menghasilkan delapan kilogram (kg) hidrogen hijau dalam satu jam.
"Hydrogreen Plant ini menggunakan air kondensat yang (merupakan) sisa dari proses pendinginan cooling tower, cooling tower ini menggunakan siklus tertutup. Jadi air hasil kondensasi dari uap panas bumi ini kemudian kita dinginkan di cooling tower, selanjutnya air sisa pendinginan kita kembalikan lagi ke kondenser lagi," papar Iwan.
Kendati demikian, Iwan mengakui saat ini konsumen yang menggunakan hidrogen hijau belum terlalu banyak. Sehingga PLTP Kamojang hanya menunggu permintaan dari HRS Senayan.
"Tantangan kita adalah dalam menciptakan ekosistem hidrogen, yang belum ada sekarang adalah konsumen yang belum banyak. Jadi kendala produksi kita memang menunggu konsumen," urai Iwan.
"Kalau konsumennya sudah ada, kita produksi. Jadi kita saat ini masih menunggu kalau ada permintaan dari HRS Senayan, baru kita produksi," tambah dia. Medcom.id/Husein Miftahudin Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News