Jakarta: Indonesia akan menghadapi pesta politik, seperti Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019. Meski demikian, pesta politik tidak perlu dirisaukan oleh pelaku pasar (investor) karena berinvestasi di pasar modal masih cukup baik, khususnya di sektor saham.
"Sebenarnya saham masih cukup bagus, kalau reksa dana masuk di reksa dana saham, karena pertumbuhan (laba emiten) masih akan bagus di angka 13 persen," ucap Executive Vice President Intermediary Business PT Schroder Investment Manajement Indonesia M Renny Raharja saat ditemui di Gedung BEI, SCBD Sudirman, Jakarta, Kamis, 1 Maret 2018.
Dia mengatakan akan ada kenaikan suku bunga The Fed selama 4 kali di tahun ini. Namun, hal itu tidak akan berpengaruh, selama ekonomi dalam negeri masih berada dalam zona positif.
"Kenaikan suku bunga The Fed selama empat kali, selama growth kita bagus maka mata uang rupiah kita akan baik. Tapi kalau growth maju mundur, maka akan terkoreksi juga rupiahnya, yang akhirnya menghantam pasar," tutur dia.
Bukan hanya instrumen saham, dia menyatakan, instrumen pasar modal lainnya juga masih memiliki prospek yang cukup bagus di tahun politik, seperti obligasi yang beredenomisasi rupiah. Karena, obligasi masih memberikan imbal hasil (return) yang cukup positif.
"Masuk bulan ke lima atau enam, harga obligasi pemerintah dengan redenominasi rupiah akan kebantu sedikit, dibandingkan obligasi pemerintah yang redenominasinya USD. Makanya saya bilang, masih akan bagus investasi di tahun ini," tukas dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id