Karet (ANT/Wahdi Septiawan).
Karet (ANT/Wahdi Septiawan).

Harga Getah Karet Turun, Petani Menjerit

04 Maret 2018 16:00
Lampung: Harga getah karet di Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) terus turun. Saat ini harganya hanya Rp4.000 per kg. Kondisi ini membuat petani setempat lesu karena kekurangan pendapatan.
 
Slamet (34), salah seorang petani karet asal Pulung Kencana, Kecamatan Tulangbawang Tengah ketika ditanya Minggu menjelaskan, harga karet di daerahnya kini anjlok hanya Rp4.000 per kg sangat tidak menguntungkan petani dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
 
"Harga karet kembali turun. Semula sempat naik Rp6.000 per kg, kini turun lagi menjadi Rp4.000 per kg. Kami petani semakin tidak berdaya," ungkap Slamet dikutip dari Antara, MInggu, 4 Maret 2018.

Ia mengatakan hasil dari menderes karet memang lumayan, tapi ketika dijual hasilnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Apalagi harga kebutuhan pokok juga lumayan mahal. Anjloknya harga karet tersebut diakuinya sangat berdampak terhadap kehidupan perekonomian masyarakat, khususnya petani karet dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
 
"Harga karet dalam beberapa tahun terakhir ini sudah berkali-kali mengalami penurunan mulai dari harga tertinggi mencapai Rp14 ribu per kg, kemudian terus turun tajam menjadi mulai dari Rp10 ribu per kg hingga sempat merosot tajam ke Rp3.000 per kg," katanya.
 
Slamet mengaku dalam satu hari kebun miliknya mampu menghasilkan getah karet sekitar sepuluh kg, sehingga jika dijual bisa menghasilkan uang Rp40 ribu, itu pun kalau tidak hujan.
 
"Itu masih harga kotor belum dipotong untuk biaya perawatan. Yang pasti kami merasa sangat sulit dengan turunnya harga karet," katanya.
 
Basri, (40), petani di Kecamatan Tulangbawang Udik juga mengeluhkan penurunan harga karet dari Rp5.000 menjadi Rp4.000 hingga Rp4.800 per kg.
 
"Sudah tiga empat minggu ini harga karet turun terus. Ditambah musim penghujan seperti sekarang ini petani tidak bisa menderes, sedangkan kebutuhan keluarga makin harus tetap jalan. Sampai kapan kami bisa bertahan dari hasil karet yang rendah ini," katanya.
 
Ungkapan yang sama juga dikatakan Sahrul (40) warga Tirta Kencana, yang menyatakan turunnya harga karet membuat daya beli masyarakat menurun.
 
"Mayoritas penduduk di Tubaba ini penghasilannya mengandalkan getah karet, jika harga getah karet terus turun bagaimana nasib kami ke depan," jelas Sahrul.
 
Ia berharap pemerintah segera mencari solusi untuk mengembalikan harga karet yang anjlok ini.
 
Secara terpisah Wawan (41), salah satu pengumpul karet di Kecamatan Tulangbawang Tengah mengaku terpaksa membeli hasil getah karet petani antara Rp4.000-Rp4.800 per kg karena harga jual ke pengepul besar hanya mencapai Rp5.000 per kg untuk karet basah sedang karet kering hanya Rp7.000 per kg.
 
"Ya gimana lagi pak kami jual ke pengepul besar juga murah, kita hanya mengikuti harga pasaran," kata Wawan.
 
Harga karet yang rendah ini juga terjadi di Kabupaten Mesuji dan Kabupaten Tulangbawang yang sebagian besar penduduknya juga mengandalkan hidup dari bertani karet.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan